10 Contoh Budaya Kerja Perusahaan Ternama di Indonesia

Kenali 10 contoh budaya kerja perusahaan di Indonesia yang dapat menjadi referensi bagi perusahaan Anda nanti.

KantorKu
Ditulis oleh
KantorKu • 01 Juli 2025

Budaya kerja yang baik mampu menjadi fondasi kuat dalam membentuk lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. 

Contoh budaya kerja seperti integritas, kerja sama tim, hingga kedisiplinan, menjadi nilai-nilai penting yang dijunjung tinggi oleh banyak perusahaan terkemuka di Indonesia. 

Bagi Anda, para profesional HR, memahami dan membentuk budaya kerja yang tepat merupakan langkah strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

Artikel ini dirancang khusus untuk membantu Anda memahami lebih dalam mengenai konsep budaya kerja, manfaat strategisnya bagi organisasi, jenis-jenis yang umum diterapkan, hingga contoh nyata dari perusahaan Indonesia yang sukses membangun budaya kerja positif.

Baca Juga: 13 Jenis-Jenis Tenaga Kerja di Indonesia, HR Wajib Paham!

Apa Itu Budaya Kerja?

Menurut Michigan State University, budaya kerja dapat dipahami sebagai “kepribadian tempat kerja”,  yaitu keyakinan, nilai, sikap, dan praktik bersama yang menjadi ciri khas sebuah organisasi. 

Budaya tempat kerja yang kuat membantu karyawan merasa terhubung, dipercaya, dihargai, dan diberdayakan dalam pekerjaan mereka.

Secara sederhana, budaya kerja dapat diartikan sebagai “cara perusahaan melakukan segala sesuatu” yang mencerminkan karakteristik unik dan identitas organisasi tersebut. 

Budaya kerja bukan hanya sekadar aturan tertulis, tetapi juga mencakup praktik-praktik tidak tertulis yang mempengaruhi suasana dan iklim kerja.

Sebagai HR, memahami budaya kerja sangat penting karena budaya berperan dalam membentuk perilaku karyawan, meningkatkan produktivitas, dan mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam jangka panjang. 

Budaya yang kuat dan positif juga menjadi kunci dalam membangun hubungan kerja yang harmonis serta mendorong inovasi dan loyalitas.

Tujuan dan Manfaat Budaya Kerja

Bagi Anda sebagai HR professional, memahami tujuan dan manfaat budaya kerja sangat penting untuk membentuk lingkungan kerja yang produktif dan berkelanjutan. 

Berikut adalah beberapa tujuan dan manfaat budaya kerja bagi perusahaan. 

1. Menyatukan Visi dan Nilai Perusahaan

Tujuan utama dari budaya kerja adalah menyatukan seluruh elemen perusahaan di bawah visi dan nilai yang sama. 

Budaya kerja membantu karyawan memahami arah perusahaan serta menginternalisasi nilai-nilai yang mendasarinya, sehingga setiap tindakan lebih terarah dan konsisten dengan tujuan organisasi.

2. Meningkatkan Loyalitas dan Keterikatan Karyawan

Budaya kerja yang positif dapat meningkatkan loyalitas karyawan. Ketika karyawan merasa nyaman, dihargai, dan sesuai dengan nilai budaya perusahaan, mereka akan lebih terikat secara emosional dengan organisasi. Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat turnover dan meningkatnya retensi talenta.

3. Mendorong Kinerja dan Produktivitas

Menurut studi Harvard Business Review (HBR, 2015), budaya kerja yang sehat berkorelasi langsung dengan peningkatan kinerja. 

Lingkungan yang mendukung kolaborasi dan komunikasi akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih optimal dan berinovasi tanpa rasa takut akan kegagalan.

4. Membangun Citra dan Daya Tarik Perusahaan

Budaya kerja yang baik menjadi faktor penting dalam employer branding. Perusahaan dengan reputasi budaya kerja yang positif lebih mudah menarik talenta terbaik, terutama dari kalangan milenial dan generasi Z yang menaruh perhatian besar pada nilai dan etika organisasi.

5. Menjadi Dasar dalam Pengambilan Keputusan

Budaya kerja membantu para pemimpin dan manajer dalam membuat keputusan yang konsisten dengan prinsip organisasi. 

Dengan demikian, budaya menjadi panduan dalam menentukan arah strategi bisnis maupun dalam menangani konflik internal.

Baca Juga: Cloud Based Appraisal System: Solusi Penilaian Kinerja Karyawan

Ciri-Ciri Budaya Kerja Perusahaan yang Baik

Sebagai HR, Anda memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan budaya kerja yang mendukung pertumbuhan organisasi. Berikut adalah beberapa ciri khas dari budaya kerja yang sehat dan efektif.

1. Komunikasi Terbuka dan Transparan

Budaya kerja yang baik mendorong komunikasi yang terbuka antara semua level karyawan. Informasi penting disampaikan secara jelas dan dua arah, sehingga tidak menimbulkan asumsi atau kesalahpahaman. Karyawan juga merasa aman untuk memberikan masukan tanpa rasa takut.

2. Adanya Kejelasan Visi, Misi, dan Nilai

Perusahaan dengan budaya kerja yang kuat memiliki visi dan misi yang dipahami oleh semua pihak. 

Nilai-nilai perusahaan tidak hanya tertulis, tetapi diterapkan secara nyata dalam aktivitas sehari-hari dan tercermin dalam sikap manajemen maupun karyawan.

3. Kepemimpinan yang Memberi Teladan

Pemimpin dalam perusahaan harus menjadi cerminan budaya kerja yang diharapkan. Mereka bukan hanya pengambil keputusan, tetapi juga role model dalam menunjukkan nilai-nilai perusahaan, seperti integritas, empati, dan profesionalisme.

4. Dukungan terhadap Pengembangan Karyawan

Budaya kerja yang sehat memberikan ruang bagi karyawan untuk bertumbuh secara profesional. Ini termasuk akses ke pelatihan, mentoring, serta dukungan untuk meningkatkan keterampilan dan karier. Hal ini menciptakan motivasi internal dan komitmen jangka panjang terhadap perusahaan.

5. Pengakuan dan Apresiasi Kinerja

Perusahaan yang menerapkan budaya kerja yang baik memahami pentingnya memberikan apresiasi. 

Baik dalam bentuk verbal, bonus, maupun pengakuan formal, apresiasi terhadap kinerja akan meningkatkan moral dan motivasi karyawan secara signifikan.

6. Fleksibilitas dan Adaptabilitas

Budaya kerja ideal juga mencerminkan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi terhadap perubahan. 

Dalam era digital dan cepat berubah seperti sekarang, fleksibilitas menjadi kunci untuk mempertahankan relevansi dan kelangsungan bisnis.

Jenis-Jenis Budaya Kerja

Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) mengklasifikasikan empat jenis budaya kerja berdasarkan fokus dan struktur organisasi. 

Model ini banyak digunakan oleh HR dan manajemen organisasi untuk mengidentifikasi dan membentuk budaya kerja yang mendukung tujuan strategis perusahaan. 

Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Clan Culture

Clan culture adalah budaya kerja yang berorientasi pada kolaborasi dan hubungan interpersonal yang kuat. 

Ibarat sebuah keluarga besar, organisasi dengan budaya ini menekankan nilai-nilai kekeluargaan, kerja tim, partisipasi, dan loyalitas. 

Karyawan dipandang sebagai bagian penting dari komunitas perusahaan, bukan sekadar tenaga kerja.

Contoh perusahaan: Tom’s of Maine

2. Adhocracy Culture

Adhocracy culture adalah budaya yang mendorong inovasi, kreativitas, dan keberanian mengambil risiko. 

Perusahaan dengan tipe ini sangat adaptif terhadap perubahan dan menjunjung tinggi kebebasan individu dalam mencoba ide-ide baru.

Karyawan diberikan keleluasaan untuk bereksperimen dan membawa terobosan. Budaya ini cocok untuk perusahaan startup dan industri yang sangat dinamis.

Contoh perusahaan: Facebook (Meta)

3. Market Culture

Sesuai dengan namanya, Market culture menekankan pada hasil, persaingan, dan produktivitas. 

Fokus utama dari budaya ini adalah pencapaian target, kepuasan pelanggan, serta kinerja individu maupun tim. Perusahaan dengan budaya ini biasanya sangat berorientasi pada data dan metrik yang jelas.

Berbeda dengan clan culture yang bersifat suportif, market culture mendorong kompetisi, bahkan antar karyawan. 

Setiap individu dituntut menunjukkan performa tinggi, karena penilaian kinerja sangat menentukan imbalan atau sanksi yang diterima.

Contoh umum: Banyak perusahaan korporasi besar yang mengedepankan hasil dan efisiensi, seperti di sektor penjualan, keuangan, atau teknologi kompetitif.

4. Hierarchical Culture

Budaya hierarki sangat menjunjung tinggi struktur, prosedur, dan stabilitas. Dalam organisasi ini, peran dan tanggung jawab setiap individu sudah ditetapkan secara jelas. Semua keputusan, wewenang, dan kontrol mengalir dari atas ke bawah.

Hierarchical culture cocok diterapkan di organisasi besar dan birokrasi publik yang memerlukan standar operasional yang ketat, seperti lembaga pemerintahan, rumah sakit, dan universitas.

Contoh umum: Instansi pemerintah atau perusahaan besar yang memerlukan akurasi tinggi dalam operasional.

Contoh Budaya Kerja di Perusahaan Indonesia

Berikut ini adalah sepuluh contoh budaya kerja positif yang telah diterapkan oleh berbagai perusahaan besar di Indonesia. 

Contoh-contoh tersebut dapat menjadi inspirasi bagi Anda sebagai HR untuk membangun budaya kerja yang relevan dan efektif di lingkungan organisasi Anda.

1. Gojek – Kolaboratif dan Inklusif

Gojek dikenal sebagai pionir startup teknologi yang menanamkan budaya kerja kolaboratif dan inklusif. 

Perusahaan ini mendorong karyawan untuk bekerja lintas fungsi dengan semangat kebersamaan tanpa memandang latar belakang ataupun jabatan. 

Pendekatan ini membangun rasa saling percaya dan memperkuat sinergi dalam tim, sehingga setiap individu merasa dihargai dan diberdayakan untuk berkontribusi secara maksimal.

2. Tokopedia – Berorientasi pada Inovasi

Tokopedia menempatkan inovasi sebagai salah satu nilai utama dalam budaya kerjanya. Karyawan didorong untuk bereksperimen dan tidak takut gagal, dengan prinsip “fail fast, learn fast.” 

Budaya ini memungkinkan perusahaan untuk terus beradaptasi dan berkembang dalam menghadapi tantangan pasar yang dinamis, sekaligus menciptakan ruang pembelajaran yang efektif bagi seluruh karyawan.

3. Telkom Indonesia – Profesionalisme dan Integritas

Sebagai perusahaan BUMN terbesar di bidang telekomunikasi, Telkom menekankan budaya kerja yang mengedepankan profesionalisme dan integritas. Setiap individu diberikan tanggung jawab penuh atas perannya, dengan standar etika yang tinggi. 

Budaya ini memperkuat kepercayaan pelanggan sekaligus meningkatkan kualitas layanan perusahaan secara berkelanjutan.

4. Unilever Indonesia – Keberlanjutan dan Etika

Unilever mengintegrasikan nilai keberlanjutan dan etika dalam budaya kerjanya. Perusahaan ini tidak hanya fokus pada keuntungan bisnis, tetapi juga pada dampak sosial dan lingkungan.

Karyawan diajak untuk terlibat aktif dalam berbagai program sosial dan pelestarian lingkungan, sehingga budaya kerja Unilever mencerminkan komitmen perusahaan terhadap masa depan yang lebih baik.

5. Astra International – Kedisiplinan dan Kepatuhan

Budaya kerja Astra International sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi yang besar dan kompleks. 

Perusahaan ini menanamkan nilai kedisiplinan tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan, yang diwujudkan melalui efisiensi dan standar kerja yang ketat. 

Hal ini mendukung konsistensi operasional sekaligus menjaga reputasi perusahaan di berbagai sektor bisnis yang digelutinya.

6. Pertamina – Keselamatan Kerja dan Tanggung Jawab Sosial

Pertamina menempatkan budaya keselamatan kerja (safety culture) sebagai prioritas utama. Selain itu, perusahaan juga mengintegrasikan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari aktivitas operasionalnya. 

Budaya ini menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, sekaligus memperkuat hubungan positif antara perusahaan dan masyarakat sekitar.

7. Shopee Indonesia – Kecepatan dan Efisiensi

Dalam industri e-commerce yang bergerak sangat cepat, Shopee membangun budaya kerja yang menekankan kecepatan dan efisiensi. 

Karyawan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perubahan pasar secara responsif dan memberikan hasil kerja yang optimal dalam waktu singkat. Dinamika ini mendorong inovasi berkelanjutan dan keunggulan kompetitif perusahaan.

8. Danone Indonesia – Keseimbangan Kehidupan dan Pekerjaan

Danone mengedepankan budaya kerja yang memperhatikan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional karyawan. 

Fleksibilitas waktu kerja dan berbagai program kesejahteraan menjadi bagian dari budaya perusahaan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan produktivitas tinggi tanpa mengorbankan kualitas hidup mereka.

9. BNI – Loyalitas dan Komitmen Jangka Panjang

Bank Negara Indonesia (BNI) menanamkan budaya kerja yang berbasis pada loyalitas dan komitmen jangka panjang. 

Perusahaan ini mengembangkan program pengembangan SDM yang berkelanjutan serta menjaga stabilitas hubungan kerja, sehingga karyawan termotivasi untuk tumbuh bersama dan berkontribusi dalam jangka panjang.

10. Traveloka – Empowerment dan Fleksibilitas

Traveloka mengutamakan pemberdayaan karyawan melalui budaya kerja yang mendorong empowerment dan fleksibilitas. 

Sistem kerja hybrid dan waktu kerja yang fleksibel menjadi bagian dari budaya ini, memungkinkan karyawan untuk mengelola keseimbangan kerja dan kehidupan secara lebih baik. Pendekatan ini meningkatkan kepuasan kerja sekaligus produktivitas secara signifikan.

Bangun Budaya Kerja yang Kuat bersama HRIS KantorKu! 

Membangun budaya kerja yang sehat bukan hanya soal menciptakan lingkungan yang nyaman, tetapi juga memastikan setiap proses kerja, mulai dari onboarding hingga penilaian kinerja, berjalan transparan dan efisien. Di sinilah peran teknologi jadi krusial.

Dengan Sofware HRIS KantorKu, perusahaan bisa menciptakan budaya kerja yang profesional, akuntabel, dan berfokus pada pengembangan karyawan. 

Semua proses administratif yang biasanya memakan waktu kini bisa dilakukan hanya dalam beberapa klik.

Ingin tahu bagaimana sistem ini bisa membantu timmu tumbuh lebih cepat dengan budaya kerja yang lebih sehat? Jadwalkan demo 30 menit bersama tim KantorKu dan rasakan kemudahannya! Klik tombol dibawah ini!

Sumber: 

Cameron, K. S., & Quinn, R. E. (2011). Diagnosing and Changing Organizational Culture: Based on the Competing Values Framework

Harvard Business Review. (2015). The Culture Factor.

SHRM (Society for Human Resource Management). (2022). Understanding Workplace Culture.

Workplace Culture

Talent Management
Bagikan
Table of Contents