8 Perbedaan KPI dan OKR yang Wajib Tau, dan Penerapannya!

Pelajari 8 perbedaan KPI dan OKR beserta cara penerapan yang benar agar keduanya saling melengkapi dan mendukung pertumbuhan bisnis.

KantorKu HRIS
Ditulis oleh
KantorKu HRIS • 08 Agustus 2025

Banyak perusahaan masih keliru antara perbedaan KPI dan OKR. Keduanya memang sama-sama digunakan untuk mengukur kinerja, tetapi keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

Kesalahan pemahaman ini dapat membuat strategi perusahaan tidak berjalan optimal: 

OKR yang seharusnya mendorong inovasi malah dijadikan sekadar target rutin, atau KPI yang seharusnya memantau performa justru diabaikan karena dianggap sama dengan OKR.

Untuk itu, artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan mendasar keduanya, serta cara menggunakannya secara tepat agar saling melengkapi, bukan saling menggantikan.

Baca Juga: OKR Adalah: Temukan Arti, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Perbedaan KPI vs OKR yang Harus Diketahui

Ketahui delapan perbedaan antara OKR dan KPI agar perusahaan dapat menerapkan pendekatan manajemen kinerja yang tepat:

1. Fokus (Aim)

OKR

Fokusnya untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi bisnis. Objective dalam OKR biasanya bersifat ambisius, bahkan berada sedikit di luar jangkauan realistis. 

Key Results kemudian menjadi indikator terukur yang mengukur kemajuan pencapaiannya. 

Dengan cara ini, OKR tidak hanya mengejar target jangka pendek, tetapi juga mendorong perubahan pola pikir dan perilaku kerja.

Contoh OKR:

Objective: Meningkatkan organic web visitor bulanan sebesar 25% dari kuartal sebelumnya.

  • Key Result 1: 10 target keywords ranking di top 3 Google.
  • Key Result 2: Menambah frekuensi publish artikel menjadi 4 per minggu.
  • Key Result 3: Membuat content categorization.

KPI

KPI bertujuan untuk mengukur kinerja operasional secara spesifik. Dengan begitu, stakeholder bisa memastikan aktivitas bisnis berjalan sesuai target.

Contoh KPI:

  • Bounce rate website ≤ 40%
  • CTR (Click-Through Rate) meningkat 5% per kuartal
  • Monthly unique visitors

2. Pengukuran

OKR (Leading Indicator)

Sifatnya cenderung mengarahkan pada tindakan yang berdampak di masa depan, seperti mengarahkan tim untuk melakukan eksperimen, beradaptasi, dan menantang cara kerja konvensional.

KPI (Lagging Indicator)

KPI mengevaluasi hasil yang sudah terjadi berdasarkan data aktual. Dari hasil evaluasi tersebut bisa terlihat apakah strategi yang sudah dilaksanakan memberikan hasil sesuai rencana.

Di sini juga terlihat perbedaan OKR dan KPI, karena OKR berfokus mendorong perubahan, bukan hasil akhir saja.

3. Metode Perumusan

OKR

Penyusunan OKR secara kualitatif, dengan Objective yang mendeskripsikan tujuan besar dan Key Results yang menentukan indikator kuantitatif keberhasilannya.

Maka dalam perumusannya, aspek yang paling ditekankan adalah Focus, Alignment, dan Transparency sehingga setiap anggota tim memahami kontribusinya terhadap tujuan perusahaan.

KPI

Perumusannya menggunakan pendekatan SMARTER (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound, Evaluate, Re-adjust)

Dengan format ini, KPI mudah dipantau dan dievaluasi secara berkala. 

Perbedaan KPI dan OKR disini bisa terlihat, kalau KPI mengutamakan metrik kuantitatif yang langsung dapat diukur dan realistis.

Baca Juga: Apa Itu SMART Goals? Pengertian, Contoh, dan Tips Menerapkannya di Dunia Kerja

4. Jangka Waktu Penerapan

OKR

Pelaksanaan OKR biasanya dalam periode kuartalan atau tahunan agar perusahaan tetap gesit. Pendekatan ini membantu menghindari stagnasi karena setiap periode OKR mendorong pencapaian baru.

KPI

KPI lebih fleksibel dalam hal durasi, karena bisa terpakai untuk jangka pendek maupun panjang.

Contohnya, KPI seperti tingkat kepuasan pelanggan atau biaya akuisisi dapat dipantau secara berkelanjutan untuk menjaga stabilitas kinerja bisnis.

5. Jumlah Target yang Ditetapkan

OKR

Umumnya lebih sedikit, tetapi fokus. OKR bisa hanya mencakup 1–5 Objective dengan masing-masing 2–5 Key Results yang benar-benar prioritas. 

Jumlah yang terbatas ini membantu tim agar tetap fokus memenuhi prioritas yang memberikan dampak besar pada perusahaan.

KPI

Sebaliknya, KPI dapat mencakup 3–10 indikator kinerja untuk memantau berbagai aspek operasional sekaligus, seperti efisiensi biaya, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.

6. Penyusun

OKR

Bersifat kolaboratif. Dengan artian, pembuat OKR tidak hanya oleh petinggi perusahaan, tetapi juga melibatkan manajer, tim, bahkan individu. Hal ini menciptakan rasa keterlibatan yang lebih tinggi dalam pencapaian target.

KPI

Pembuatannya cenderung secara top-down oleh pimpinan. Hal ini karena KPI berfungsi sebagai alat untuk memantau dan memastikan tim bekerja sesuai ketetapan.

7. Struktur dan Komponen

OKR

Terdiri dari dua komponen inti, yaitu Objective dan Key Results. Keduanya punya fungsi masing-masing, yaitu:

  • Objective: Tujuan kualitatif yang ambisius dan memberi arah jelas.
  • Key Results: Hasil terukur yang menentukan keberhasilan pencapaian Objective.

KPI

Strukturnya terdiri dari metrik, target kinerja, dan sumber data. Masing-masing punya fungsi sendiri, yaitu:

  • Metrik: Indikator kinerja spesifik.
  • Target: Nilai ideal yang ingin dicapai.
  • Sumber Data: Data yang menjadi acuan pengukuran.

8. Tujuan dan Dampak yang Diharapkan

OKR

Harapannya bisa menciptakan perubahan signifikan. OKR mendorong perusahaan untuk melakukan inovasi, mendorong percepatan pertumbuhan, dan mengubah cara kerja tim agar lebih efisien.

KPI

Berfungsi untuk mempertahankan performa bisnis dengan memastikan seluruh aktivitas tetap berjalan sesuai standar yang telah ada.

Kapan Harus Menggunakan KPI atau OKR?

Kesalahan HR dalam hal ini adalah menganggap KPI dan OKR saling menggantikan. Faktanya, keduanya memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi.

Intinya perbedaan KPI dan OKR ada pada penerapannya. KPI menjaga kinerja operasional agar tetap stabil, sedangkan OKR mendorong terjadinya inovasi. 

Untuk itu, pahami dulu penerapan KPI dan OKR yang benar:

Kapan Menggunakan KPI?

  • Mengukur kinerja rutin untuk memantau proses atau departemen.
  • Membandingkan kinerja antar-departemen secara objektif.
  • Menilai efisiensi dan produktivitas karyawan, biaya atau tingkat kesalahan.

Kapan Menggunakan OKR?

  • Menetapkan tujuan jika perusahaan punya strategi ambisius yang memerlukan seluruh fokus tim.
  • Mengukur pencapaian dengan indikator terukur untuk menilai progres tujuan.
  • Memotivasi karyawan melalui target yang menantang dan relevan.
  • Menyesuaikan prioritas perusahaan sesuai perubahan kebutuhan atau kondisi pasar.

Baca Juga: Apa Itu KPI? – Fungsi, Poin, Contoh, dan Bedanya dengan OKR

Permudah Pembuatan OKR Bisnis dengan Aplikasi HRIS KantorKu.id

Memahami perbedaan KPI dan OKR sangat penting agar perusahaan dapat memantau pencapaian tujuan besar perusahaan. Keduanya perlu digunakan bersama untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Kalau Anda masih suka kerepotan mengelola KPI dan OKR, sekarang saatnya beralih ke cara otomatis yang lebih hemat waktu. Caranya dengan gunakan software HRIS Kantorku.id.

Aplikasi all-in-one HRIS ini dirancang untuk memudahkan manajemen kinerja. Dengan Kantorku.id, Anda bisa:

  • Memantau KPI/OKR secara otomatis dari smartphone atau desktop.
  • Mendapatkan insight kinerja yang akurat dan real-time.
  • Menggunakan fitur 360 Feedback untuk evaluasi kinerja yang objektif.
  • Mendapat dukungan penuh untuk migrasi data sampai selesai.

Yakin masih ingin bertahan dengan cara lama? Jangan sampai perusahaanmu terbalap kompetitor karena kewalahan mengelola OKR. Tertarik coba fitur OKR KantorKu? Yuk book demo gratis sekarang!

hris kantorku banner
Bagikan