Apa itu Upah Karyawan? Jenis, Prinsip, dan Bedanya dari Gaji!

Apa itu upah? Ternyata upah berbeda dari gaji! Kenali jenis, ciri-ciri, prinsip, dan faktor yang memengaruhi upah karyawan!

KantorKu HRIS
Ditulis oleh
KantorKu HRIS • 10 September 2025
Key Takeaways Upah
Upah adalah imbalan berupa uang atas tenaga, waktu, dan keterampilan karyawan.
Upah berbeda dengan gaji, karena dihitung per jam atau hasil kerja, dan tidak selalu dibayarkan bulanan.
Upah harus diberikan secara adil, tepat waktu, sesuai kesepakatan, dan sesuai UU Ketenagakerjaan.
Faktor yang memengaruhi besaran upah mencakup keterampilan, pengalaman, risiko pekerjaan, hingga kinerja.

Tahukah Anda upah dan gaji ternyata berbeda? Sebagai HR, penting memahami arti masing-masing agar karena bisa berdampak pada perhitungan hak karyawan.

Upah diatur dalam UU Ketenagakerjaan dan berbagai peraturan pemerintah yang berlaku. Dasar hukum ini mengatur tentang cara menghitung dan waktu pemberiannya.

Untuk itu, mari pahami dulu arti upah menurut ahli, jenis-jenis, prinsip, faktor yang memengaruhi dan bedanya dengan gaji!

Apa itu Upah?

Sederhananya, upah adalah imbalan berupa uang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan jumlah jam kerja atau produk (output) yang mereka hasilkan. 

Biasanya dihitung per jam atau per pekerjaan yang dilakukan, sehingga jumlahnya bisa berbeda-beda. 

Sistem upah banyak diterapkan di pekerjaan dengan jam kerja fleksibel, seperti:

  • Pekerja freelance
  • Pekerja part-time
  • Pekerja harian (khususnya di sektor ritel, perhotelan, dan konstruksi)

Baca Juga: Apa Itu Salary? Arti, Komponen, Perbedaannya dengan Upah

Pengertian Upah Menurut Para Ahli 

Beberapa ahli juga mendefinisikan upah sebagai berikut:

1. Hadi Poernomo (2019)

Upah adalah jumlah keseluruhan yang dibayarkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan tenaga kerja meliputi masa atau syarat tertentu. 

2. Sadono Sukirno (2005)

Upah adalah pembayaran atas jasa-jasa fisik yang disediakan oleh tenaga kerja kepada pengusaha.

3. Muchdarsyah Sinungan (2000)

Upah kerja adalah uang yang diterima oleh buruh sesuai dengan jumlah dan kualitas yang dicurahkan untuk pembuatan suatu produk. 

4. Malayu S.P. Hasibuan (1997)

Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya. 

Prinsip-prinsip Dasar Upah

Upah tidak bisa ditentukan sembarangan oleh perusahaan. Besaran dan cara pembayarannya harus memenuhi syarat dan prinsip tertentu sesuai UU Ketenagakerjaan. 

Hal ini penting agar hak pekerja tetap terlindungi, hubungan kerja tetap harmonis, dan perusahaan terhindar dari risiko hukum.

Beberapa prinsip dasar upah yang harus diperhatikan antara lain:

  • Nominal gaji pokok harus minimal 75% dari besaran gaji tetap karyawan.
  • Jumlah potongan tidak boleh melebihi 50% dari gaji karyawan.
  • Pembayaran upah harus dilakukan sesuai periode yang disepakati bersama.
  • Upah harus dibayarkan menggunakan mata uang Rupiah.
  • Pemotongan upah yang dialihkan ke pihak ketiga harus atas persetujuan tertulis karyawan.
  • Karyawan yang mengambil cuti berhak tetap menerima gaji sesuai ketentuan.
  • Upah harus diberikan secara adil tanpa membedakan jenis kelamin, ras, agama, atau status lainnya.
  • Hak atas upah hanya berlaku jika terdapat hubungan kerja yang sah antara karyawan dan perusahaan.

Ciri-ciri Upah yang Layak

Upah merupakan penghargaan yang diberikan perusahaan atas kontribusi pekerja sekaligus menjaga hubungan kerja sama. Berikut lima ciri utama upah yang layak:

1. Imbalan sesuai Beban Pekerjaan

Besaran upah perlu ditentukan dari tenaga, waktu, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. Semakin besar tanggung jawab atau kompleksitas pekerjaan, imbalan yang diterima pun seharusnya sepadan.

2. Upah Disepakati Bersama

Pekerja dan perusahaan harus sama-sama sepakat terkait besaran upah, baik tertulis maupun lisan. Tentunya tanpa melupakan aturan pemerintah seperti UMP/UMK. 

3. Dibayarkan Tepat Waktu

Upah diberikan tepat waktu sesuai periode yang telah disepakati, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Kepastian waktu pembayaran bisa menghindari menurunnya kepercayaan terhadap perusahaan.

4. Bonus atas Pencapaian Target 

Beri bonus atau insentif berdasarkan pencapaian target agar karyawan termotivasi memberikan hasil pekerjaan terbaik. 

5. Perhitungan Upah Harus Adil

Upah yang layak harus cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup dan diberikan secara adil tanpa diskriminasi atas jenis kelamin, suku, atau status lainnya.

Dasar Hukum Upah di Indonesia

Berikut beberapa dasar hukum dari UU hingga peraturan pemerintah yang mengatur tentang sistem pengupahan di Indonesia:

1. UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

UU ini mendefinisikan upah sebagai imbalan berupa uang bagi pekerja/buruh dan menekankan hak atas upah pokok dan tunjangan tetap.

2. PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan

PP ini menentukan struktur dan komponen upah, termasuk upah minimum, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, dan insentif. Selain itu, PP ini menegaskan penetapan upah berdasarkan standar minimum di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

3. Permen Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Struktur dan Skala Upah

Isinya menekankan bahwa struktur dan skala upah harus sesuai kemampuan perusahaan dan kompetensi pekerja.

Jenis Upah

Apa saja jenis upah? Sebagai HR, Anda perlu memahami ini agar bisa menentukan sistem pengupahan yang sesuai:

1. Upah Berdasarkan Waktu

Upah ini dihitung menurut lama jam, hari, atau bulan kerja karyawan. Sistem ini umum diterapkan pada pekerja tetap karena memiliki jam kerja yang pasti.

Upah per jam (untuk karyawan part-time), dihitung dengan:

Upah per jam = Upah sebulan/126 

Total upah yang diterima = Jam kerja x Upah per jam 

Upah harian, dihitung dengan:

Jika 6 hari kerja/minggu: 

Upah per hari = Upah sebulan ÷ 25

Total upah: Hari kerja × Upah per hari

Jika 5 hari kerja/minggu:

Upah per hari = Upah sebulan ÷ 21

Total upah: Hari kerja × Upah per hari

2. Upah Berdasarkan Hasil Produksi 

Sistem ini membayar karyawan sesuai jumlah produk atau hasil kerja yang dihasilkan. Misalnya, pekerja manufaktur yang digaji per unit produk. Semakin banyak hasil kerja, semakin besar upahnya. Biasanya dipakai untuk membayar pekerja freelance

3. Upah Borongan

Upah borongan diberikan berdasarkan kesepakatan proyek tertentu. Pembayaran dilakukan sekaligus untuk seluruh pekerjaan, termasuk biaya terkait alat, transportasi, dan perlengkapan. Sistem ini umum digunakan di proyek konstruksi, jasa, atau industri kreatif.

4. Upah Berdasarkan Bentuk Pemberian

Meski ciri-ciri upah yang layak dibayarkan dalam uang, ada kalanya perusahaan memberikan upah dalam bentuk barang atau fasilitas perusahaan, atau keduanya. Biasanya diterapkan di sektor agribisnis dan perlu disetujui kedua pihak terkait kesepakatan ini.

5. Upah Berbasis Penjualan

Sistem ini menyesuaikan penghasilan pekerja dengan hasil penjualan. Artinya, upah akan naik jika performa penjualan meningkat dan menurun sebaliknya. Sistem ini sering digunakan untuk tenaga penjualan dan marketing.

Hitung Upah Manual Takut Salah Hitung?

Dengan KantorKu HRIS, data jam kerja, lembur, dan bonus langsung terhitung otomatis tanpa pindah-pindah spreadsheet!

Perbedaan Upah dan Gaji

Tidak jarang penyebutan upah dan gaji saling tertukar, padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Apa perbedaan upah dan gaji? Berikut penjelasannya:

1. Dasar Perhitungan

  • Jumlah upah tidak tetap, dihitung berdasarkan jam kerja atau unit kerja.
  • Jumlah gaji tetap dan disepakati untuk periode tertentu.

2. Frekuensi Pembayaran

  • Upah bisa dibayarkan mingguan, dua mingguan, atau bulanan.
  • Gaji dibayarkan bulanan secara rutin.

3. Keterkaitan dengan Jam Kerja

  • Upah sangat tergantung pada jumlah jam atau hari kerja.
  • Gaji tetap sama meski jam kerja lebih atau kurang dari standar, kecuali perusahaan menerapkan lembur.

4. Kompensasi Tambahan

  • Upah belum termasuk upah lembur, tunjangan, atau bonus.
  • Gaji biasanya sudah termasuk tunjangan, asuransi kesehatan, atau jaminan sosial.

5. Jenis Pekerja 

  • Upah sering diterapkan untuk pekerja harian, mingguan, paruh waktu, atau pekerja produksi yang jam kerjanya fleksibel.
  • Gaji diterapkan untuk pekerja tetap dengan jam kerja tetap.

Baca Juga: Cara Menghitung Gaji Karyawan: Bulanan, Harian, atau Per Jam 

Faktor yang Mempengaruhi Besaran Upah

Besaran upah pekerja tidak hanya ditentukan oleh banyaknya pekerjaan yang dilakukan, tetapi juga dipengaruhi keterampilan individu hingga regulasi pemerintah.

1. Keterampilan dan Pengalaman Pekerja

Upah pekerja dengan keterampilan khusus atau pengalaman panjang biasanya lebih tinggi karena mampu bekerja lebih efisien dan memberikan kontribusi lebih untuk perusahaan.

2. Risiko Pekerjaan

Pekerjaan berisiko tinggi biasanya mendapatkan upah tambahan sebagai kompensasi. Misalnya pekerja di wilayah bersuhu ekstrim atau lokasi sulit dijangkau.

3. Kinerja Pekerja

Pekerja yang memberikan kinerja lebih bisa mendapatkan tambahan seperti bonus yang memperbesar upah. 

4. Regulasi Pemerintah 

Pemerintah menerapkan upah minimum berbeda di setiap wilayah berdasarkan biaya hidup, sehingga berpengaruh terhadap besaran yang didapat.

5. Ketersediaan Tenaga Kerja

Jika tenaga kerja terbatas dan sektor membutuhkan banyak pekerja, upah cenderung meningkat. Sebaliknya, jika tenaga kerja melimpah, upah bisa lebih rendah.

Tantangan dalam Pengupahan di Indonesia

Dalam praktiknya, penerapan sistem pengupahan di Indonesia tidak selalu sesuai dengan kebijakan yang ada. HR perlu menghindari praktik-praktik ini untuk meminimalkan risiko hukum. 

  • Banyak perusahaan, terutama di sektor informal, masih membayar di bawah UMP/UMK karena kurang pengawasan.
  • Kesenjangan upah antar pekerja tetap vs kontrak.
  • Kesenjangan upah antar wilayah
  • Sistem pengupahan yang tidak transparan sehingga rentan memicu konflik di kalangan pekerja.
  • Upah tidak sepadan karena perbedaan tingkat pendidikan dan keterampilan.
  • Tekanan ekonomi, inflasi, atau resesi sering memaksa perusahaan menekan biaya, termasuk pemotongan upah atau pengurangan tenaga kerja.

Otomatisasi Perhitungan Upah dengan Software Payroll KantorKu HRIS

Kini, mengelola penggajian karyawan bisa lebih cepat, akurat, dan minim risiko dengan software payroll KantorKu HRIS

Kenapa bisa? Dengan software ini, Anda bisa menghitung upah, tunjangan, potongan, lembur, reimbursement, hingga THR secara otomatis.

Apa saja fitur untuk perhitungan upah?

  • Payroll: Hitung seluruh komponen gaji secara otomatis dan sesuai regulasi, termasuk upah dan bonus.
  • Attendance, Lembur & Shift On Call: Data jam kerja langsung terintegrasi untuk perhitungan upah tepat.
  • Finance & Bonus: Bonus otomatis berbasis tercapai KPI/OKR, dan reimbursement terhubung langsung ke payroll.
  • Slip Gaji Digital: Karyawan bisa melihat rincian upah langsung dari aplikasi di HP mereka.

HR tidak perlu lagi repot hitung manual apalagi memeriksa jam kerja satu per satu, bukan? Urusan payroll jadi lebih efisien!

Mau lihat langsung bagaimana KantorKu HRIS bisa mengotomatisasi perhitungan upah karyawan di perusahaan Anda? Book demo gratis sekarang dan rasakan kemudahannya!

Coba KantorKu, penggajian jadi simple & bebas stres!

Sumber:

What Are Wages? Definition + Calculation | Velocity Global

UU No. 13 Tahun 2003 | BPK RI

PP No. 78 Tahun 2015 | BPK RI

Permenaker No. 1 Tahun 2017 | BPK RI

Bagikan