Employee Engagement Adalah: Arti & 5 Contohnya di Perusahaan!

Employee engagement adalah keterlibatan emosional karyawan yang mendorong mereka bekerja dengan antusias dan berkontribusi pada perusahaan.

Rizky Surya
Ditulis oleh
Rizky Surya • 04 Agustus 2025

Employee engagement adalah strategi penting yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan keterikatan emosional dan intelektual karyawan terhadap pekerjaannya, tim, dan perusahaan secara keseluruhan. 

Berdasarkan laporan “State of the Global Workplace: 2024 Edition” dari Gallup, hanya 23% karyawan di seluruh dunia yang merasa engaged dengan pekerjaan mereka. 

Di Asia Tenggara, angkanya bahkan lebih rendah. Ini berarti mayoritas tenaga kerja merasa terputus dari tujuan organisasinya.

Fenomena ini menjadi peringatan bagi pelaku usaha dan praktisi HR untuk lebih memahami kondisi internal perusahaan dari sisi output kerja dan juga kualitas hubungan antara karyawan dan organisasinya. 

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara menyeluruh mengenai definisi employee engagement, mengapa penting, serta bagaimana mengukurnya secara efektif dan mengelola program engagement secara berkelanjutan.

Mari kita simak bersama-sama!

Apa yang Dimaksud dengan Employee Engagement?

Apa yang Dimaksud Employee Engagement
Apa yang Dimaksud Employee Engagement

Secara sederhana, employee engagement adalah tingkat keterikatan emosional dan intelektual seorang karyawan terhadap pekerjaannya, tim, dan perusahaan secara keseluruhan. 

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh William Kahn pada tahun 1990, dan hingga kini terus menjadi topik utama dalam praktik manajemen sumber daya manusia global.

Dalam praktiknya, employee engagement bahasa Indonesia dapat dipahami sebagai “keterikatan kerja”, yang berbeda dari sekadar kenyamanan atau loyalitas semu. 

Misalnya, seorang karyawan bisa saja merasa bahagia karena fasilitas perusahaan cukup baik, namun belum tentu mereka memiliki inisiatif atau dedikasi tinggi terhadap pekerjaan. 

Oleh karena itu, banyak organisasi mulai menggunakan pendekatan sistematis seperti employee engagement survey sebagai metode penilaian rutin yang digunakan untuk memahami tingkat engagement karyawan secara kuantitatif. Hasil survei ini kerap menjadi dasar penyusunan strategi HR dalam jangka panjang.

Manfaat Employee Engagement

Keterikatan karyawan yang tinggi tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, tetapi juga memberikan dampak nyata terhadap pencapaian bisnis. 

Karyawan yang engaged cenderung menunjukkan produktivitas tinggi, inisiatif tanpa diminta, dan loyalitas jangka panjang terhadap perusahaan.

Manfaat Employee Engagement untuk Perusahaan

Manfaat employee engagement untuk perusahaan bisa mencakup berbagai hal yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas sebuah bisnis.

Beberapa manfaat konkret bagi perusahaan antara lain:

1. Peningkatan Produktivitas

Karyawan yang merasa terlibat secara emosional lebih cenderung menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas lebih baik dan lebih cepat. Dengan begitu, mereka bekerja untuk menyelesaikan tugas sekaligus juga untuk mencapai tujuan bersama.

2. Retensi Karyawan yang Lebih Baik

Perusahaan dengan tingkat engagement tinggi mengalami turnover rate yang lebih rendah, sehingga hal ini dapat menghemat biaya rekrutmen dan pelatihan yang tidak sedikit.

3. Inovasi dan Kolaborasi Meningkat

Karyawan yang terlibat aktif akan lebih terbuka terhadap perubahan dan inovasi. Mereka juga lebih mudah berkolaborasi lintas divisi, karena merasa menjadi bagian penting dari sistem.

Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan jasa keuangan yang melakukan employee engagement survey tahunan menemukan bahwa tim dengan engagement tinggi menghasilkan proyek 30% lebih cepat dari target dan memiliki tingkat absensi yang 40% lebih rendah dibandingkan divisi lainnya. 

Dengan intervensi sederhana seperti forum diskusi rutin, sesi one-on-one bersama atasan, serta pengakuan atas kontribusi karyawan, perusahaan tersebut berhasil mendorong efisiensi yang langsung berdampak pada profitabilitas.

Manfaat Employee Engagement untuk Karyawan

Employee engagement adalah karyawan yang merasa dihargai dan memiliki kontribusi nyata terhadap tujuan perusahaan. 

Perasaan ini menumbuhkan kepercayaan diri, motivasi kerja yang tinggi, serta keterlibatan yang berkelanjutan.

Berikut beberapa dampak positif yang dirasakan karyawan:

1. Kesejahteraan Mental dan Emosional Lebih Stabil

Karyawan yang merasa didengar dan dilibatkan dalam proses kerja umumnya lebih jarang mengalami stres berlebihan atau burnout.

2. Peluang Pengembangan Karier Lebih Terbuka

Karyawan engaged cenderung lebih proaktif dalam mengembangkan kompetensinya, sehingga lebih cepat mendapatkan promosi atau tanggung jawab yang lebih besar.

3. Meningkatnya Kepuasan dan Rasa Memiliki

Engagement memupuk rasa bangga terhadap pekerjaan. Karyawan merasa menjadi bagian penting dari tim dan lebih puas secara keseluruhan terhadap pengalaman kerja mereka.

Sebagai contoh, dalam program employee engagement job description di sebuah startup teknologi, manajer HR mencantumkan aktivitas pengembangan seperti peer mentoring, project cross-function, dan penghargaan berbasis kontribusi. 

Dalam 6 bulan, 80% karyawan melaporkan peningkatan kepuasan kerja dan lebih dari 50% merasa karier mereka berkembang lebih cepat dari tahun sebelumnya.

Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Employee Engagement

Memang benar bahwa kompensasi menjadi alasan utama seseorang bekerja. Namun, employee engagement adalah tentang sesuatu yang jauh melampaui nominal gaji semata. 

Agar karyawan merasa benar-benar terikat, terdapat lima faktor penting yang berperan besar dalam menciptakan engagement:

1. Peluang Pengembangan Diri Secara Berkelanjutan

Karyawan ingin merasa bahwa mereka tumbuh bersama perusahaan. Kesempatan mengikuti pelatihan, coaching, atau keterlibatan dalam proyek lintas divisi menjadi bentuk investasi perusahaan terhadap karier mereka. 

Hal ini tidak hanya membangun loyalitas, tetapi juga meningkatkan semangat dan rasa bangga terhadap pekerjaan yang dilakukan.

2. Kepemimpinan yang Empatik dan Terhubung

Manajer yang mampu membangun hubungan interpersonal yang sehat, mendengarkan, dan memahami kebutuhan tim akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih suportif dan inklusif. 

Kepemimpinan seperti ini membuat karyawan merasa dihargai, bukan hanya dilibatkan.

3. Komunikasi Terbuka dan Bermakna

Komunikasi dua arah yang berjalan secara konsisten adalah fondasi keterikatan yang kuat. Perusahaan perlu menciptakan ruang diskusi terbuka, baik secara formal seperti rapat maupun informal melalui feedback harian. 

Dialog yang jujur dan transparan akan membentuk kepercayaan serta memperkuat hubungan antara karyawan dan organisasi.

4. Pengakuan atas Kekuatan dan Keunggulan Individu

Alih-alih hanya menyoroti kekurangan, perusahaan yang fokus pada kelebihan dan kontribusi positif karyawan akan membangun rasa percaya diri dan keterlibatan emosional. 

Apresiasi atas pencapaian baik melalui ucapan, penghargaan, atau insentif  akan memberikan validasi bahwa karyawan dihargai dan dibutuhkan.

5. Tujuan Kerja yang Lebih Besar dari Sekadar Gaji

Karyawan yang memahami bahwa pekerjaan mereka berdampak pada sesuatu yang lebih besar akan memiliki motivasi yang lebih kuat. Entah itu terkait visi perusahaan, misi sosial, atau nilai yang dipercayai bersama, makna dalam pekerjaan memberi alasan bagi karyawan untuk tetap bertahan dan berkinerja secara konsisten.

Dengan memahami kelima faktor ini, perusahaan dapat menyusun strategi yang lebih tepat dalam meningkatkan keterikatan karyawan. 

HRIS KantorKu hadir untuk membantu Anda memetakan kebutuhan SDM, melakukan survei engagement, hingga memberikan insight berbasis data yang mendukung keputusan HR secara lebih efisien.

Baca Juga: Induction Training: Arti, Manfaat, Contoh, & 5 Tipsnya untuk HR!

Cara Meningkatkan Employee Engagement

Dalam realitas bisnis yang kompetitif dan cepat berubah, employee engagement adalah salah satu investasi jangka panjang yang tidak bisa dikelola secara instan. 

Upaya untuk meningkatkan keterikatan karyawan memerlukan strategi yang berkesinambungan, terukur, dan relevan dengan budaya organisasi. Tanpa pendekatan yang tepat, perusahaan berisiko mengalami penurunan motivasi, performa tim, hingga meningkatnya angka turnover.

Berikut adalah tiga strategi yang terbukti efektif untuk mendorong keterlibatan kerja secara menyeluruh:

1. Bangun Komunikasi yang Terstruktur dan Tulus

Ketika karyawan merasa suaranya didengar dan masukannya dihargai, mereka akan merasa lebih terhubung dengan tujuan perusahaan.

Beberapa inisiatif konkret yang bisa diterapkan antara lain:

  • Menyelenggarakan sesi town hall bulanan untuk menyampaikan perkembangan perusahaan sekaligus mendengar pertanyaan atau aspirasi dari tim.
  • Mengaktifkan kanal komunikasi daring seperti Microsoft Teams atau platform HRIS yang memiliki fitur diskusi internal.
  • Menyediakan kotak umpan balik digital yang bisa diakses secara anonim oleh karyawan, khususnya untuk isu sensitif yang butuh perhatian manajemen atau HR.

2. Apresiasi yang Relevan dan Berdampak

Karyawan yang merasa dihargai akan bekerja lebih maksimal. Mengakui kontribusi, sekecil apa pun, bisa menjadi sumber motivasi yang kuat dan berdampak langsung terhadap produktivitas. 

Namun, apresiasi bisa berupa bagaimana perusahaan memberi pengakuan yang sesuai konteks dan tepat waktu.

Cara-cara implementasi yang bisa dilakukan:

  • Memberikan shout-out pada saat meeting mingguan untuk karyawan yang menunjukkan performa luar biasa.
  • Menyelenggarakan program “Employee Recognition” berbasis nilai perusahaan, bukan sekadar hasil.
  • Melibatkan atasan langsung dalam pemberian umpan balik positif, baik secara personal maupun melalui media internal perusahaan.

3. Fasilitasi Perkembangan dan Mobilitas Karier

Employee engagement adalah tentang memberi alasan kuat bagi karyawan untuk bertumbuh bersama organisasi. 

Memberikan peluang belajar dan berkembang secara berkelanjutan menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mempekerjakan, tetapi juga berkomitmen terhadap pertumbuhan individu.

Beberapa praktik terbaik yang dapat diterapkan:

  • Menyediakan akses terhadap pelatihan internal dan eksternal secara periodik, baik teknis maupun soft skill.
  • Memberikan ruang eksplorasi seperti keterlibatan dalam proyek strategis, rotasi jabatan, atau pengelolaan tim kecil.
  • Menyusun jalur karier yang jelas dan membangun program coaching agar karyawan bisa melihat masa depan mereka dalam organisasi secara realistis.

Baca Juga: Apa Itu Employee Relations? Ini Cara Meningkatkannya untuk HR!

Contoh Program Employee Engagement

Karena employee engagement adalah hasil dari pengalaman kerja yang bermakna dan konsisten. Oleh karena itu, program-program yang dirancang harus menyesuaikan dengan budaya perusahaan, kebutuhan tim, serta tujuan jangka panjang organisasi.

Berikut lima contoh program employee engagement yang dapat Anda terapkan di perusahaan:

1. Program Penghargaan Karyawan (Employee Recognition Program)

Program ini dirancang untuk memberikan pengakuan atas pencapaian karyawan, baik secara individu maupun tim. 

Contoh implementasi:

Membuat sistem “Employee of the Month” berbasis penilaian objektif dari atasan dan rekan kerja. Atau menyelenggarakan acara tahunan yang memberi penghargaan berdasarkan nilai-nilai perusahaan seperti integritas, inovasi, dan kolaborasi.

2. Program Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi (Work-Life Balance Initiatives)

Karyawan yang mampu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi cenderung lebih produktif dan loyal. Program ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap kesejahteraan karyawan secara menyeluruh.

Contoh implementasi:

Kebijakan kerja fleksibel (hybrid/remote), cuti tambahan untuk kebutuhan pribadi, dan kegiatan wellness rutin seperti kelas yoga, konsultasi psikolog, atau seminar kesehatan mental.

3. Program Pengembangan Karier dan Pelatihan (Career Development Program)

Kemudian, Anda juga bisa memberikan investasi dalam bentuk pelatihan dan pengembangan diri kepada karyawan agar menjadi strategi jangka panjang yang efektif.

Contoh implementasi:

Membuka akses pelatihan digital (seperti LinkedIn Learning), mentorship antar level jabatan, atau program sertifikasi yang relevan dengan pekerjaan karyawan.

4. Program Keterlibatan Sosial (Corporate Social Responsibility Involvement)

Selanjutnya, coba berikan kesempatan kepada karyawan untuk terlibat dalam kegiatan sosial membuat pekerjaan terasa lebih bermakna. 

Sebab, dengan begitu karyawan akan merasa bahwa mereka bagian dari perusahaan yang punya dampak lebih luas.

Contoh implementasi:

Mengajak karyawan dalam kegiatan sukarela seperti donasi darah, penanaman pohon, atau kolaborasi dengan komunitas lokal dalam program CSR perusahaan.

5. Forum Umpan Balik dan Keterlibatan (Engagement Feedback Forums)

Program ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi masalah sejak dini dan mengukur efektivitas kebijakan HR.

Contoh implementasi:

Coba adakansurvei employee engagement secara berkala, sesi diskusi terbuka dengan pimpinan, atau forum aspirasi karyawan yang dikelola HR dan perwakilan tim.

Cara Mengukur Employee Engagement

Salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur employee engagement adalah Gallup Q12 Index

Indeks ini dikembangkan berdasarkan riset selama lebih dari tiga dekade dengan melibatkan lebih dari 17 juta karyawan dari berbagai negara dan industri. 

Hasilnya merumuskan 12 pertanyaan utama yang dikenal sebagai Q12, dan mencerminkan tingkat keterikatan dan kepuasan karyawan terhadap pekerjaan serta lingkungan kerja mereka.

Q12 bisa mengukur performa sekaligus menyentuh aspek mendalam seperti kebutuhan psikologis, peran tim, hingga peluang pertumbuhan pribadi. 

Setiap pertanyaan dijawab menggunakan skala 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Berikut adalah daftar pertanyaannya:

  1. Apakah Anda tahu dengan jelas apa yang diharapkan perusahaan dari Anda?
  2. Apakah Anda memiliki peralatan dan sumber daya untuk bekerja secara optimal?
  3. Apakah Anda memiliki kesempatan untuk melakukan yang terbaik setiap hari?
  4. Dalam 7 hari terakhir, apakah Anda menerima pujian atau pengakuan atas pekerjaan Anda?
  5. Apakah atasan atau rekan kerja Anda peduli secara pribadi terhadap Anda?
  6. Apakah ada seseorang di tempat kerja yang mendukung perkembangan Anda?
  7. Apakah opini Anda dihargai dalam lingkungan kerja?
  8. Apakah visi dan misi perusahaan membuat Anda merasa pekerjaan Anda bermakna?
  9. Apakah rekan kerja Anda berkomitmen untuk menghasilkan pekerjaan berkualitas?
  10. Apakah Anda memiliki sahabat dekat di tempat kerja?
  11. Dalam 6 bulan terakhir, apakah seseorang membahas kemajuan kerja Anda?
  12. Dalam 1 tahun terakhir, apakah Anda memiliki peluang untuk belajar dan berkembang?

Secara umum, 6 pertanyaan pertama menggambarkan kebutuhan dasar dan dukungan manajemen yang berpengaruh terhadap kepuasan dan produktivitas. 

Sedangkan 6 pertanyaan sisanya fokus pada hubungan kerja dan pengembangan pribadi yang memengaruhi loyalitas dan pertumbuhan jangka panjang.

Untuk menghitung skor Gallup Q12:

  • Skor dari pertanyaan nomor 1, 2, 11, dan 12 dikalikan dua.
  • Kemudian, tambahkan hasilnya dengan skor dari delapan pertanyaan lainnya.
  • Total akhir menunjukkan kategori keterikatan karyawan:
Skor AkhirKategori Engagement
65 – 80Sangat engaged
33 – 64Cukup engaged
16 – 32Actively disengaged (tidak terikat)

Dengan pendekatan ini, Anda bisa mengidentifikasi secara objektif kondisi keterikatan tim di organisasi Anda. 

Saatnya Kelola Employee Engagement Lebih Mudah dengan HRIS KantorKu

Memang benar adanya bawah mengukur dan meningkatkan employee engagement tidak cukup hanya dilakukan melalui survei sesekali saja. Anda butuh sistem yang terintegrasi, akurat, dan dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan perusahaan. 

Dengan HRIS KantorKu, Anda bisa menyusun survei karyawan, melacak perkembangan engagement, memantau kepuasan kerja, hingga merancang program retensi yang berbasis data, semuanya dari satu platform.

Dengan fitur Employee Self Service (ESS), karyawan Anda jadi punya kendali penuh atas informasi mereka tanpa harus bergantung ke HR, sehingga HR pun bisa fokus ke strategi pengembangan SDM, bukan hanya administratif. 

Yuk saatnya beralih ke platform HRIS KantorKu yang all-in-one, user friendly, aman, bisa dipantau langsung secara real-time

Mau Coba Tanya Dulu?
Yuk Pakai HRIS KantorKu!

hris kantorku

Sumber:

Harter, J., & Pendell, R. (2025). Global Engagement Falls for The Second Time Since 2009. Gallup.

Bagikan

Related Articles

10 Cara Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan + Ide Program!

Pahami cara meningkatkan kepuasan kerja karyawan sesuai kata ahli dan strategi penerapan lengkap beserta contoh programnya!
Contoh Employee Engagement

4 Contoh Employee Engagement agar Karyawan Produktif & Minim Turnover

Pahami pentingnya employee engagement, cara mengukurnya, serta tips efektif menyusunnya demi SDM unggul bersama HRIS KantorKu.
Manpower Planning

Manpower Planning Perusahaan: Pengertian, Contoh, & Tujuannya!

Manpower planning adalah proses strategis untuk memastikan perusahaan memiliki jumlah dan kualitas tenaga kerja guna bisnis jangka panjang.