On The Job Training (OJT): Tahapan, Tujuan, & 5 Metodenya

On The Job Training meliputi JIT, coaching, mentoring, job rotation, apprenticeship, dan orientation untuk mengembangkan skill karyawan.

KantorKu HRIS
Ditulis oleh
KantorKu HRIS • 14 Agustus 2025
Key Takeaways
On The Job Training adalah pelatihan langsung di tempat kerja yang menggabungkan belajar dan praktik.

Metode OJT meliputi Job Instruction Training, Coaching, Mentoring, Job Rotation, dan Apprenticeship.

OJT meningkatkan keterampilan karyawan sekaligus mempercepat adaptasi dengan budaya dan prosedur perusahaan.

Program OJT memungkinkan perusahaan menilai potensi dan kesiapan karyawan untuk pengembangan karier.

Pengelolaan OJT yang efektif dapat didukung oleh aplikasi HRIS seperti KantorKu untuk monitoring dan evaluasi.

On The Job Training (OJT) adalah salah satu strategi untuk karyawan baru atau calon karyawan yang membutuhkan proses adaptasi yang efektif agar dapat berkontribusi secara optimal. 

Program ini memadukan pembelajaran dan praktik langsung di tempat kerja, sehingga peserta dapat menguasai keterampilan yang relevan sambil memahami budaya organisasi.

Bagi pelaku usaha atau HR, memahami konsep OJT sangat penting dilakukan karena metode ini tidak dapat meningkatkan keterampilan teknis, sekaligus juga mempercepat produktivitas karyawan. 

Dalam artikel ini, kami akan coba jelaskan pada Anda apa itu On The Job Traing (OJT) hingga bagaimana manfaatnya terhadap karyawan dan perusahaan.

Yuk, ikuti dan simak pembahasan selengkapnya!

Apa itu On The Job Training

Apa Itu On The Job Training?
Apa Itu On The Job Training?

On The Job Training (OJT) adalah metode pelatihan kerja yang dilakukan langsung di lingkungan kerja nyata, di bawah supervisi atasan atau mentor. 

Menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 36 Tahun 2016, pelatihan kerja di tempat kerja bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis yang relevan dengan kebutuhan perusahaan.

Berbeda dengan pelatihan di kelas, OJT menekankan pada pembelajaran berbasis pengalaman. Peserta akan mempelajari prosedur kerja, menggunakan peralatan yang ada, dan berinteraksi dengan tim secara langsung.

Manfaat On The Job Training

Studi di Walter Sisulu University (Afrika Selatan) menemukan bahwa OJT efektif dalam meningkatkan keterampilan pegawai dan motivasi kerja, yang berkontribusi pada peningkatan kinerja dan produktivitas organisasi. 

Di bawah ini, kami ulas secara mendalam berbagai manfaat penting yang dapat Anda peroleh dari pelaksanaan On The Job Training, baik dari sisi karyawan maupun perusahaan.

Manfaat On The Job Training untuk Karyawan

1. Pengembangan Kompetensi yang Relevan dan Berkelanjutan

Dengan mengikuti On The Job Training, karyawan akan memperoleh kesempatan belajar langsung sambil melakukan pekerjaan sehari-hari. 

Pendekatan ini membantu mereka untuk menguasai keterampilan teknis dan mengembangkan kemampuan baru sesuai kebutuhan tugas mereka, sehingga lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi pekerjaan.

2. Peningkatan Performa Kerja melalui Adaptasi Cepat

Karena pelatihan dilakukan di lingkungan kerja yang sebenarnya, karyawan dapat lebih cepat memahami dan menggunakan alat, sistem, maupun prosedur perusahaan. 

Hasilnya, efisiensi kerja meningkat dan kesalahan dapat diminimalkan, mempercepat produktivitas.

3. Pelatihan Berbayar dengan Pengalaman Nyata

Berbeda dengan pelatihan eksternal yang kadang tanpa kompensasi, OJT memberikan pengalaman kerja langsung sekaligus menjamin karyawan menerima gaji selama masa pelatihan. Hal ini membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar lebih giat.

4. Mempermudah Adaptasi Sosial dan Kolaborasi Tim

Interaksi intensif selama OJT juga membantu karyawan baru lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja. 

Jika program disertai dengan job rotation, mereka bahkan dapat mengenal lebih banyak divisi, memperluas jaringan internal perusahaan.

Manfaat On The Job Training untuk Perusahaan

1. Pelatihan yang Sesuai dengan Kebutuhan Bisnis

OJT memungkinkan perusahaan menyesuaikan materi pelatihan berdasarkan standar dan proses internal, sehingga hasilnya lebih terfokus dan efektif dalam memenuhi kebutuhan organisasi.

2. Efisiensi Biaya dan Waktu Pelatihan

Pelatihan di tempat kerja seperti OJT akan menghilangkan biaya tambahan untuk fasilitas eksternal dan mengurangi waktu yang diperlukan karyawan untuk berlatih, sehingga pengeluaran perusahaan menjadi lebih efisien tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran.

3. Meningkatkan Loyalitas dan Kepuasan Karyawan

Program OJT yang terstruktur juga menunjukkan perhatian perusahaan terhadap pengembangan karyawan secara berkelanjutan, sehingga nantinya perusahaan dapat meningkatkan loyalitas karyawan dan motivasi kerja, sekaligus menurunkan risiko turnover.

4. Monitoring dan Evaluasi yang Lebih Akurat

Selama OJT, perusahaan dapat memantau dan menilai langsung kemampuan serta sikap kerja peserta. 

Dengan begitu, informasi ini sangat berguna untuk keputusan pengangkatan permanen, promosi, atau pelatihan lanjutan.

5. Mengidentifikasi dan Mengembangkan Talenta Berkualitas

Keberhasilan OJT sejatinya telah menjadi indikator utama dalam menilai potensi karyawan baru. 

Dengan demikian, perusahaan dapat memfokuskan pengembangan pada individu yang memiliki kapasitas terbaik untuk mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.

Tujuan On The Job Training

Tujuan utama OJT adalah memastikan karyawan memahami prosedur kerja, standar kualitas, dan budaya perusahaan sejak awal. 

Dengan begitu, risiko kesalahan dapat diminimalkan, sementara produktivitas dapat dicapai lebih cepat.

Beriku beberapa tujuan yang kerap kali menjadi faktor utama dari dilaksanakannya On The Job Training (OJT).

1. Memastikan Pemahaman Prosedur Kerja yang Tepat

Tujuan utama dari On The Job Training adalah memastikan setiap karyawan memahami dengan benar prosedur kerja yang berlaku di perusahaan. 

Dengan pembelajaran langsung di lingkungan kerja, karyawan dapat menguasai langkah-langkah operasional, standar keselamatan, dan tata cara pelaksanaan tugas secara akurat. 

Hal ini penting agar mereka mampu bekerja sesuai standar perusahaan dan meminimalkan risiko kesalahan yang dapat berdampak negatif terhadap kualitas produk atau layanan.

2. Menanamkan Standar Kualitas dalam Setiap Tugas

Selain prosedur, OJT bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang standar kualitas yang diharapkan dalam setiap aktivitas kerja. 

Karyawan diajak untuk mengenali pentingnya menjaga mutu hasil kerja, mulai dari proses produksi hingga layanan pelanggan. 

Penerapan standar kualitas secara konsisten akan mendukung reputasi perusahaan dan memastikan kepuasan pelanggan.

3. Memperkenalkan Budaya Perusahaan dan Nilai-Nilai Organisasi

OJT juga berfungsi sebagai media pengenalan budaya kerja dan nilai-nilai perusahaan kepada karyawan baru. 

Melalui interaksi sehari-hari dan contoh langsung, karyawan dapat memahami norma, etika, dan sikap yang diharapkan. 

Penanaman budaya ini sejak awal sangat membantu dalam menciptakan keselarasan visi dan misi, serta memperkuat rasa memiliki terhadap organisasi.

4. Menilai Potensi dan Kesiapan Karyawan untuk Pengembangan Karier

Dari perspektif HR, On The Job Training menjadi alat strategis untuk menilai kesiapan dan potensi karyawan dalam jangka panjang. 

Selama proses pelatihan, dapat diidentifikasi siapa saja yang menunjukkan kemampuan leadership, kreativitas, atau keahlian khusus yang patut dikembangkan lebih lanjut. 

Informasi ini sangat berguna dalam merancang program pengembangan karier dan suksesi kepemimpinan di perusahaan.

Jenis dan Metode On The Job Training

Dalam praktik pengembangan sumber daya manusia, On The Job Training menawarkan berbagai metode yang dapat disesuaikan dengan karakteristik perusahaan dan kebutuhan peserta pelatihan. 

Pemilihan metode yang tepat menjadi kunci keberhasilan program ini dalam meningkatkan kompetensi karyawan secara efektif dan efisien. 

Berikut adalah jenis dan metode OJT yang umum diterapkan di berbagai organisasi:

1. Job Instruction Training (JIT)

Metode ini mengedepankan pelatihan secara bertahap di bawah bimbingan langsung atasan atau instruktur. 

Karyawan baru diberikan instruksi rinci mengenai tugas dan prosedur kerja, kemudian didampingi saat mereka mulai mempraktikkannya. 

Proses ini memastikan bahwa karyawan memahami setiap langkah dengan benar sebelum bekerja secara mandiri, sehingga mengurangi risiko kesalahan sejak awal.

2. Coaching dan Mentoring

Coaching merupakan pelatihan yang bersifat intensif dan individual, biasanya diberikan oleh supervisor atau karyawan senior. 

Dalam proses ini, peserta mendapatkan bimbingan praktis sekaligus feedback langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan performa kerja.

Sementara itu, mentoring lebih menitikberatkan pada pendampingan jangka panjang yang dilakukan oleh seorang mentor dari level manajerial atau berpengalaman. 

Mentor berperan sebagai pembimbing yang tidak hanya membantu mengatasi kesulitan teknis, tetapi juga membagikan wawasan dan nilai-nilai perusahaan yang penting untuk pengembangan karier mentee.

3. Job Rotation

Metode ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berganti-ganti posisi atau divisi dalam periode tertentu, misalnya setiap 3 sampai 6 bulan. 

Tujuan job rotation adalah memperluas wawasan peserta terhadap berbagai fungsi dalam organisasi sekaligus membangun fleksibilitas kerja. 

Dengan demikian, karyawan dapat memahami gambaran bisnis secara menyeluruh dan mengembangkan kemampuan lintas fungsi yang berguna dalam pengembangan karier.

4. Apprenticeship

Apprenticeship merupakan program pelatihan jangka panjang yang menggabungkan teori dan praktik, biasanya diterapkan di bidang yang memerlukan keahlian khusus dan tingkat kemahiran tinggi, seperti sektor manufaktur, teknik, seni, dan perdagangan. 

Melalui apprenticeship, peserta dibimbing secara intensif selama periode waktu yang cukup lama agar mampu menguasai keterampilan teknis secara mendalam dan memenuhi standar profesional.

5. Orientation Training

Bentuk OJT ini berfokus pada pengenalan budaya dan sistem kerja perusahaan kepada karyawan baru. 

Pelatihan ini biasanya disampaikan melalui sesi kelas (in-class training), presentasi video, atau materi tertulis (paperwork).

Materi yang disampaikan meliputi pemahaman budaya perusahaan, tata cara penggunaan alat dan perangkat lunak yang menunjang pekerjaan, serta informasi kontak penting untuk mendapatkan bantuan selama masa adaptasi.

Perbedaan On The Job Training & Magang

On The Job Training (OJT) dan magang sering kali dianggap serupa karena keduanya melibatkan proses belajar di tempat kerja. 

Namun, keduanya memiliki perbedaan signifikan yang perlu dipahami oleh pelaku usaha dan HR agar program pengembangan SDM dapat dirancang dengan tepat.

Pada dasarnya, OJT ditujukan untuk karyawan yang sudah resmi diterima dan menjadi bagian dari perusahaan, di mana pelatihan ini merupakan bagian dari proses adaptasi dan peningkatan keterampilan kerja mereka. 

Sementara itu, magang biasanya diperuntukkan bagi mahasiswa atau pelajar yang ingin mendapatkan pengalaman kerja sementara, sebelum mereka benar-benar memasuki dunia kerja profesional.

Berikut beberapa perbedaan utama antara On The Job Training dan magang:

  • Status Peserta: OJT untuk karyawan resmi, magang untuk pelajar/mahasiswa.
  • Tujuan Program: OJT fokus pada pengembangan skill untuk posisi tertentu di perusahaan, magang lebih ke eksplorasi pengalaman kerja.
  • Kompensasi: OJT biasanya dibayar sesuai ketentuan gaji karyawan, sedangkan magang bisa saja hanya menerima uang saku atau tanpa kompensasi.
  • Durasi dan Struktur: OJT berlangsung sesuai kebutuhan perusahaan dan biasanya lebih terstruktur, sedangkan magang bersifat temporer dengan durasi yang variatif.
  • Legalitas dan Regulasi: Magang seringkali diatur khusus dalam undang-undang ketenagakerjaan terkait pelajar, sedangkan OJT mengikuti peraturan kerja karyawan biasa.

Perbedaan On The Job Training dan MT

Perbedaan antara On The Job Training dan Management Trainee (MT) juga cukup jelas dan penting untuk diketahui dalam konteks pengembangan karier dan pelatihan karyawan.

OJT merupakan metode pelatihan yang dapat diterapkan untuk berbagai level jabatan, terutama untuk pembekalan keterampilan teknis dan adaptasi pekerjaan sehari-hari.

Sedangkan MT adalah program khusus yang dirancang untuk menyiapkan calon pemimpin perusahaan, dengan fokus pada pengembangan kemampuan manajerial dan kepemimpinan.

Beberapa perbedaan utama OJT dan MT meliputi:

  • Tujuan Program: OJT untuk penguasaan tugas teknis, MT untuk pembentukan pemimpin masa depan.
  • Peserta: OJT berlaku untuk berbagai posisi, MT biasanya untuk lulusan baru dengan potensi manajerial.
  • Durasi Pelatihan: OJT relatif singkat dan menyesuaikan kebutuhan posisi, MT berlangsung lebih lama dengan rotasi lintas divisi.
  • Konten Pelatihan: OJT fokus pada keterampilan teknis, MT meliputi pelatihan manajerial, kepemimpinan, dan strategi bisnis.
  • Pengembangan Karier: MT adalah jalur karier terstruktur menuju posisi manajerial, OJT lebih sebagai pengembangan keterampilan dasar pekerjaan.

Waspadai Risiko Pengelolaan SDM yang Tidak Terstruktur, Permudah Pakai HRIS KantorKu Sekarang!

Jangan biarkan administrasi karyawan dan pelatihan berjalan berantakan karena masih mengandalkan cara manual yang lambat dan rawan kesalahan. 

Ketika data karyawan tidak terorganisir dengan baik, Anda berisiko kehilangan kendali atas informasi penting seperti progres On The Job Training, evaluasi kinerja, serta pengelolaan absensi dan cuti. 

Hal ini akan menghambat efisiensi HR, sekaligus dapat berujung pada penurunan produktivitas perusahaan secara keseluruhan.

Tampilan Dashboard Database Karyawan di HRIS KantorKu

Kini, saatnya Anda beralih ke HRIS KantorKu, yaitu aplikasi HR yang mengakomodir data karyawan dan mengotomatisasi semua proses administrasi dan pelatihan dengan cepat dan terintegrasi. Dengan fitur-fitur unggulan seperti:

  • Pengelolaan data karyawan otomatis, real-time, dan fleksibel sesuai kebutuhan perusahaan
  • Onboarding mandiri lewat aplikasi mobile yang mempermudah pengisian data karyawan baru
  • Integrasi absensi, cuti, lembur, dan payroll dalam satu dashboard yang memudahkan monitoring dan evaluasi

Anda tidak perlu lagi khawatir kehilangan data penting atau terlambat mengambil keputusan strategis. 

Yuk, mulai gunakan HRIS KantorKu sekarang dan bawa pengelolaan SDM perusahaan Anda ke level yang lebih profesional, efisien, dan terpercaya!

hris kantorku

Mau Coba Tanya Dulu?

Sumber:

Kementerian Ketenagakerjaan. (2016). Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri (Permenaker No. 36 Tahun 2016). Jakarta: Kementerian Ketenagakerjaan. BN.2016/No.1895, 15 halaman.

Mvuyisi, M., & Mbukanma, I. (2023). Assessing the Impact of On-The-Job Training on Employee Performance: A Case of Integrated Tertiary Software Users in a Rural University. International Journal of Research in Business and Social Science, 12(1).

Bagikan

Related Articles

Orientasi Adalah: Arti, Tujuan, Persiapan dan Cara Menyusun

Orientasi adalah proses pengenalan budaya, aturan, dan tanggung jawab kerja kepada karyawan baru. Simak cara menyusunnya agar efektif!
freelance adalah

Freelance Adalah: Arti, Skill, & 8 Contoh di Perusahaan

Freelance adalah pekerjaan lepas tanpa ikatan jangka panjang. Ketahui pengertian, kelebihan, kekurangan, dan contoh pekerjaannya.
gaji di bawah umr

Gaji di Bawah UMR? Cek Risiko Sanksi & Pidananya!

Gaji di bawah UMR melanggar UU Ketenagakerjaan. Perusahaan bisa kena sanksi berat hingga pidana. Pastikan bayar gaji sesuai aturan agar aman!