6 Cara Membuat OKR, Panduan Lengkap agar KPI Tak Menurun!

Pelajari cara membuat OKR yang jelas, measurable, dan align dengan KPI agar performa tim tak terus menurun dan merugi.

KantorKu HRIS
Ditulis oleh
KantorKu HRIS • 07 Agustus 2025
Cara Membuat OKR
Poin PentingPenjelasan Singkat
1. Pahami Struktur OKROKR terdiri dari Objective (tujuan) dan Key Results (hasil utama yang terukur).
2. Mulai dari Tujuan BesarTetapkan objective yang ambisius, relevan, dan selaras dengan visi perusahaan.
3. Buat Key Results yang SpesifikPastikan setiap key result kuantitatif, terukur, dan bisa dicapai dalam waktu tertentu.
4. Libatkan Tim dalam Penyusunan OKRAjak tim menyusun OKR agar lebih relevan, realistis, dan meningkatkan komitmen kerja.
5. Tinjau dan Evaluasi Secara BerkalaLakukan review mingguan atau bulanan untuk melacak kemajuan dan melakukan penyesuaian.

OKR, atau Objectives and Key Results, merupakan metode manajemen kinerja yang digunakan untuk menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan secara kuantitatif maupun kualitatif. 

Salah satu penerapan awal yang sukses dari OKR adalah di Google. Pada tahun 1999, John Doerr memperkenalkan konsep ini kepada Larry Page dan Sergey Brin. Sejak saat itu, OKR menjadi fondasi utama manajemen tujuan di Google. 

Dikutip dari OKR Experts, Larry Page menyatakan, “OKRs have helped lead us to 10x growth, many times over”, menunjukkan dampak luar biasa dari sistem ini terhadap arah dan fokus perusahaan. 

Hal ini membuktikan bahwa cara membuat OKR bukan sekadar menyusun sasaran, tetapi membangun sistem keterpaduan di seluruh organisasi.

Maka dari itu, pada artikel ini, KantorKu akan membahas secara mendalam bagaimana cara membuat OKR secara sistematis.

Seperti Apa OKR yang Baik? 

OKR yang baik adalah OKR yang mampu menginspirasi tim sekaligus mendorong pencapaian yang terukur dan realistis. Objective sebaiknya ditulis secara singkat, bersifat ambisius namun tetap dapat dicapai. 

Tujuannya harus relevan dengan arah strategis organisasi dan disusun dalam kalimat yang memotivasi, seperti: “Meningkatkan brand awareness di media sosial.” 

Berikut beberapa karakteristik OKR yang baik dan patut dijadikan referensi bagi Anda yang sedang menjalankan bisnis:

1. Objective Harus Memotivasi dan Relevan

Objective idealnya merupakan sebuah target numerik sekaligus pernyataan yang memberikan arah besar bagi tim. 

Contoh: “Meningkatkan efisiensi operasional di lini produksi”.

Kalimat seperti yang dicontohkan tersebut memberi semangat dan arah kerja yang bisa diturunkan dalam Key Results

Seperti yang dikemukakan dalam MIT Sloan Management Review, tujuan yang ditulis secara terbuka dan sering ditinjau, seperti dalam kerangka OKR, mampu meningkatkan keterlibatan dan kejelasan kerja lintas tim dibandingkan sistem tujuan yang bersifat tertutup dan statis.

2. Key Results Harus Kuantitatif dan Terukur

Sejatinya, Key Results berfungsi untuk mengukur sejauh mana Objective telah tercapai. Misalnya:

  • Meningkatkan jumlah pengikut Instagram sebesar 30% dalam 3 bulan.
  • Meningkatkan engagement rate hingga 10%.
  • Memproduksi 12 konten video edukatif dalam satu kuartal.

Seluruh indikator tersebut bisa dipantau dan diolah sedemikian rupa melalui dashboard analytics media sosial. 

Sebagai contoh, jika baseline pengikut Instagram adalah 10.000, maka target kenaikan 30% berarti harus menambah 3.000 pengikut dalam 3 bulan, atau 1.000 pengikut per bulan. 

3. Gunakan Data untuk Validasi dan Pemantauan

Selain itu, pemantauan OKR juga harus dilakukan secara berkala menggunakan data dan alat analitik. 

Misalnya jika khusus untuk divisi sales, maka OKR yang dapat dirancang adalah sebagai berikut:

  • Objective: “Meningkatkan revenue kuartal 1 sebesar Rp500 juta.”
  • Key Results:
    • Menutup 30 kesepakatan baru.
    • Mencapai revenue Rp500 juta.
    • Meningkatkan retensi pelanggan sebesar 20%.

Jika rata-rata nilai per kesepakatan adalah Rp16,67 juta, maka target ini bisa dicapai secara realistis. Dengan data historis penjualan, tim sales dapat mengevaluasi performa dan menyesuaikan strategi sesuai pipeline mingguan dan tingkat konversi. 

Di Google, pendekatan berbasis data ini juga dijadikan acuan utama. Mereka melakukan weekly OKR check-in yang membantu tiap tim menyesuaikan ritme kerja berdasarkan hasil nyata.

Dengan begitu, OKR yang baik adalah OKR yang konkret, berbasis data, dan dapat dimonitor secara real-time

Untuk mendukung keberhasilan ini, platform HRIS KantorKu siap membantu Anda dalam perencanaan, pelacakan, dan pelaporan kinerja tim secara menyeluruh dan otomatis.

Kesalahan Umum Yang sering dijumpai dalam Membuat OKR

Melansir dari Ekrut Media, biasanya tingkat pencapaian yang dianggap berhasil berada di kisaran 60-70%. Namun, pencapaian di bawah kisaran tersebut tidak selalu berarti gagal, melainkan bisa menunjukkan bahwa target yang ditetapkan terlalu tinggi.

Di sisi lain, jika persentase keberhasilan Objectives and Key Results selalu mencapai 100%, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa target yang ditetapkan kurang menantang. 

Dalam kondisi seperti ini, perusahaan disarankan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap target yang akan ditetapkan pada periode berikutnya.

Berikut beberapa kesalahan umum yang sering ditemui berdasarkan temuan lapangan dan studi:

1. Menetapkan Terlalu Banyak Objective dan Key Results

Salah satu kesalahan paling umum adalah menetapkan terlalu banyak tujuan dalam satu siklus. 

Studi dari BetterWorks (2020) mencatat bahwa 54% organisasi yang gagal dalam implementasi OKR memiliki lebih dari 5 Objective dalam satu kuartal, menyebabkan fokus yang terpecah dan prioritas kerja menjadi kabur. 

Idealnya, satu tim cukup memiliki 1–3 Objective saja dengan masing-masing 2–5 Key Results yang benar-benar relevan dan bisa dieksekusi.

2. Objective yang Terlalu Umum atau Tidak Memotivasi

Objective yang kabur atau terlalu umum seperti “Meningkatkan performa bisnis” akan sulit diukur dan tidak memberikan semangat kerja. 

Menurut Harvard Business Review, tujuan yang tidak inspiratif berisiko menurunkan motivasi tim hingga 20% karena tidak memberi gambaran konkret terhadap arah kerja. 

Melansir dari Linkedin, survei dari sejumlah perusahaan mengungkapkan fakta bahwa 95% organisasi gagal mempertahankan sistem OKR lebih dari tiga tahun akibat kurangnya budaya perusahaan yang mendukung, kurangnya pelatihan, dan minimnya keterlibatan karyawan

3. Key Results Tidak Didasarkan pada Data Nyata

Banyak perusahaan menetapkan OKR yang tidak berbasis data historis atau realitas bisnis. Ini menyebabkan Key Results menjadi tidak realistis atau terlalu mudah dicapai, sehingga tidak menantang. 

Dalam laporan dari Workboard, disebutkan bahwa hanya 38% tim yang menggunakan data sebagai dasar penyusunan KR, sisanya masih mengandalkan estimasi subjektif. 

Padahal, KR yang berbasis metrik jelas akan memudahkan monitoring serta evaluasi kinerja secara objektif.

Baca Juga: Apa Itu Evaluasi Kinerja Karyawan? Ini 9 Contoh Aspek yang Bisa Dinilai!

4. Kurangnya Monitoring dan Review Berkala

OKR bukan dokumen statis yang ditulis di awal kuartal dan dilupakan. Tanpa sistem monitoring yang baik, tim tidak tahu apakah mereka sudah di jalur yang benar atau perlu koreksi. 

Survei dari Asana yang dikutip dari Psico Smarts menemukan bahwa tim yang meninjau OKR setiap minggu memiliki peluang 2,5 kali lebih besar mencapai targetnya dibanding yang hanya melakukan review bulanan atau kuartalan.

5. Tidak Melibatkan Tim dalam Penyusunan OKR

Kesalahan lainnya adalah menyusun OKR secara top-down tanpa melibatkan anggota tim. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya rasa kepemilikan dan partisipasi. 

Sebab, karyawan yang ikut serta dalam menyusun OKR memiliki engagement 47% lebih tinggi dibandingkan yang hanya menerima OKR dari atasan.

Tips Cara Membuat OKR yang Baik 

Untuk membuat OKR yang efektif dan relevan, Anda perlu mempertimbangkan berbagai aspek yang menyatu antara tujuan (objective) dan hasil utama (key results). 

Di bawah ini adalah beberapa langkah yang dapat Anda terapkan dalam menyusun OKR yang terarah dan berdampak bagi perusahaan.

1. Tetapkan Objective yang Ambisius, Tapi Masuk Akal

Objective yang baik harus memberi arah yang jelas, menantang, namun masih dalam batas realistis. 

Artinya, tujuan tersebut mendorong tim Anda keluar dari zona nyaman tanpa membuatnya mustahil dicapai.

Fokuskan objective pada hal-hal yang penting dan berdampak besar bagi perusahaan. Upayakan agar setiap tujuan bersifat inspiratif, selaras dengan visi perusahaan, dan mampu membangkitkan semangat tim untuk bergerak bersama.

2. Rancang Key Results yang Spesifik dan Terukur

Setelah menetapkan tujuan, Anda perlu merumuskan key results yang relevan. Gunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) agar hasil yang ingin dicapai bisa diukur secara konkret.

Hindari key results yang hanya berupa daftar aktivitas. Sebaliknya, pastikan ia merepresentasikan hasil akhir yang ingin dicapai dan dapat dinilai melalui data. 

Misalnya, dibanding hanya sekadar tertulis “mengadakan pelatihan”, lebih baik gunakan penjelasan seperti berikut, “meningkatkan produktivitas tim sebesar 15% setelah pelatihan“.

3. Tentukan Batas Waktu yang Realistis

Setiap OKR perlu memiliki tenggat waktu yang jelas. Hal ini penting untuk menjaga urgensi dan membantu tim memprioritaskan pekerjaan mereka secara efisien.

Namun, waktu yang ditetapkan tidak boleh asal cepat. Pertimbangkan kapasitas tim, sumber daya yang tersedia, dan ritme kerja yang sehat. 

Deadline yang realistis justru membantu menjaga motivasi dan fokus tim hingga akhir periode OKR.

4. Libatkan dan Komunikasikan ke Seluruh Tim

OKR hanya akan efektif jika semua anggota tim memahami apa yang sedang mereka kejar. Komunikasi terbuka mengenai tujuan dan key results akan membantu menyamakan pemahaman dan mencegah salah interpretasi.

Anda bisa menyampaikan OKR melalui sesi pertemuan tim atau dokumentasi tertulis yang mudah diakses. 

Selain itu, libatkan anggota tim dalam proses penyusunan OKR agar mereka merasa memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap pencapaiannya.

5. Pantau Perkembangan Secara Rutin

OKR teteap memerlukan mekanisme pemantauan secara berkala agar Anda bisa mengetahui sejauh mana progres yang telah dicapai dan apakah masih berada di jalur yang tepat.

Gunakan alat bantu seperti dashboard performa atau platform HRIS KantorKu untuk memudahkan pelaporan dan visualisasi progress. 

6. Lakukan Penyesuaian Bila Diperlukan

Karena dunia usaha bergerak dinamis, dan tidak semua rencana berjalan sesuai ekspektasi. Maka, fleksibilitas dalam mengelola OKR adalah hal yang krusial. 

Jika ada hambatan atau perubahan kondisi eksternal, jangan ragu menyesuaikan target maupun strategi pencapaiannya.

Penyesuaian ini bukan bentuk kegagalan, melainkan bukti adaptif dan kepemimpinan yang responsif terhadap realitas lapangan. 

Selama perubahan tersebut tetap menjaga arah strategis perusahaan, revisi OKR bisa menjadi langkah proaktif menuju keberhasilan.

Baca Juga: 10 Aplikasi Performance Appraisal Terbaik untuk KPI & OKR

Masih Ribet Membuat OKR Karena Urusan Internal? Pakai HRIS KantorKu Saja! Semua Bisa Otomatis & Efisien

Jika Anda merasa pembuatan OKR masih terasa rumit karena banyaknya urusan internal seperti absensi, payroll, dan monitoring kinerja yang tersebar, maka HRIS KantorKu hadir sebagai solusi lengkap dalam persoalan ini. 

HRIS KantorKu menyediakan berbagai fitur seperti Attendance Management, Performance Review (OKR/KPI Monitoring), Database Karyawan dan Employee Self‑Service (ESS) yang semuanya terintegrasi dalam satu dashboard. 

Dengan fitur seperti payroll otomatis, reimbursement, dan sistem approval multi-level, Anda tidak perlu lagi mencatat manual atau khawatir kehilangan jejak perkembangan OKR karena semua data terpusat dan dapat dilacak secara real-time.

Kelebihan lainnya, proses implementasi HRIS KantorKu sangat cepat dan anti‑ribet, data bisa migrasi 100 % dengan bantuan tim, dan sistem siap digunakan dalam 3 hari. Tidak ada biaya implementasi tersembunyi dan terdapat tim khusus yang siap membantu Anda. 

Yuk Mulai Pakai HRIS KantorKu
Tinggalkan OKR Manual Anda dari Sekarang!

hris kantorku

Sumber:

Annisa, T. (2022). OKR: Definisi, Perbedaan dengan KPI, dan 5 Contoh Penerapannya. Ekrut.

Betterworks. Betterworks: Enterprise OKR & performance management software.

Gothelf, J. (2020). Use OKRs to Set Goals for Teams, Not Individuals. Harvard Business Review.

Laker, B. (2024). From Vision to Reality: How OKRs Are Reshaping Team Goals in 2024. MIT Sloan Management Review

Nagarajan, D. (2024). The Blindspots of an OKR Implementation That No One Tells you About. LinkedIn.

OKR Experts. Is OKR Google’s wonder weapon? How Google uses OKR.

WorkBoardThe fundamentals of OKRs (Objectives & Key Results)

Bagikan

Related Articles

bpjstku

BPJSTKU: Cara Daftar & 4 Cara Cek Saldonya

Ini cara daftar & cek saldo BPJSTKU/JMO untuk pastikan iuran karyawan Anda benar. Wajib dicek oleh HR & pemilik usaha.
Paklaring Adalah

Paklaring Adalah: Dasar Hukum, Syarat, & 7 Formatnya untuk HRD

Paklaring adalah bukti legal hubungan kerja. Tanpa ini, klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan dan proses pindah kerja bisa ditolak!
Contoh KPI

10 Contoh KPI Terbaik untuk Karyawan, Marketing, hingga Finance!

KPI yang lemah membuat produktivitas turun 40%. Cegah dengan 10 contoh KPI untuk karyawan, HR, marketing, sales, hingga finance.