Contoh Tes Pauli: Jawaban, Tujuan, Cara Penilaian, & Tips Analisis
Pelajari selengkapnya tentang Tes Pauli mulai dari pengertian, tujuan, contoh soal, cara penilaian, kelebihan, kekurangan, serta tips analisis hasil tes bagi HRD. Cocok untuk kebutuhan rekrutmen dan evaluasi karyawan!
Tes Pauli merupakan salah satu dari serangkaian tes psikologi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menilai kualitas karyawan dalam memecahkan masalah.
Tes ini kerap kali dianggap mudah, tetapi butuh kecermatan dalam mengerjakannya. Lalu, apa yang membedakan dengan tes psikologi lainnya?
Simak artikel berikut hingga tuntas untuk mengetahui lebih lanjut mengenai definisi, tujuan, contoh format, cara pengerjaan, kelebihan, keterbatasan, serta tips menganalisis hasil tes pauli di sini!
Apa Itu Tes Pauli?

Tes Pauli adalah alat tes yang akurat dan teliti dalam mengukur prestasi kerja seseorang. Tes ini berbentuk serangkaian angka yang harus dijumlahkan secara berurutan dalam waktu terbatas, biasanya dalam format kolom angka yang panjang.
Selain itu, tes ini juga dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan tugas-tugas baru. Informasi ini sangat berharga bagi seorang HR dalam proses seleksi dan penempatan karyawan.
Menilik sejarahnya, Tes Pauli ini erat kaitannya dengan Tes Kraepelin. Dilansir dari NS Development, Richard Pauli berkolaborasi dengan DR. Wilhelm Arnold dan Prof. Dr. Van Hiss untuk memperbarui dan menyempurnakan Tes Kraepelin pada tahun 1938.
Hasil dari kolaborasi ini adalah terciptanya Tes Pauli yang lebih komprehensif dan relevan dengan kebutuhan pengukuran kinerja individu.
Tujuan Tes Pauli dalam Rekrutmen
Secara sederhana, mengutip dari Algobash, tujuan dari Tes Pauli adalah untuk mengukur sejauh mana tingkat konsentrasi, daya tahan mental, ketelitian, serta kemampuan individu dalam menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien.
Sebagai alat ukur yang terstandarisasi, tes ini memungkinkan praktisi HR untuk mengidentifikasi kemampuan kandidat dalam menunjukkan ketahanan kerja dan fokus di bawah tekanan.
Selain itu, melalui pola kerja yang terus menerus dan repetitif, tes ini juga memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang untuk mengelola stres kerja serta menjaga konsistensi kinerja dalam periode waktu tertentu.
Oleh karena itu, Tes Pauli menjadi alat penting dalam proses seleksi karyawan, khususnya untuk posisi yang menuntut ketekunan, akurasi tinggi, dan stabilitas emosi.
Contoh Format Tes Pauli yang Biasa Digunakan
Sebagai seorang HR, memahami format Tes Pauli sangat penting dalam proses rekrutmen.
Tes ini umumnya disajikan dalam bentuk lembaran kertas yang lebar, menyerupai koran, yang berisi deretan angka-angka dari 0 hingga 9.
Setiap kolom biasanya terdiri dari sekitar 50 angka, dan jumlah kolom bisa mencapai 30 hingga 40, tergantung pada desain tes. Total keseluruhan soal dapat melebihi 2000 penjumlahan sederhana.
Ciri-ciri format Tes Pauli:
- Susunan angka: Angka-angka disusun secara vertikal dalam kolom-kolom.
- Penjumlahan: Peserta diminta menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam satu kolom.
- Penulisan hasil: Hasil penjumlahan ditulis di antara dua angka yang dijumlahkan. Jika hasilnya dua digit, hanya digit terakhir (angka satuan) yang ditulis. Misalnya, 7 + 5 = 12, maka yang ditulis adalah 2.

Cara Pengerjaan Tes Pauli
Untuk memahami cara kerja Tes Pauli secara lebih rinci, berikut ini adalah penjabaran mengenai instruksi pengerjaan, sistem aba-aba, serta durasi tes yang perlu diperhatikan oleh peserta:
1. Instruksi
Pengerjaan dimulai dari bagian kiri atas. Peserta diminta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam satu kolom dari atas ke bawah.
Kemudian, hasil penjumlahannya dituliskan di antara kedua angka tersebut. Jika hasil penjumlahan terdiri dari dua digit, hanya digit terakhir yang ditulis.
Setelah menyelesaikan satu pasangan angka, lanjutkan ke pasangan angka berikutnya di bawahnya hingga mencapai bagian bawah kolom.
Berikutnya, setelah menyelesaikan satu kolom, pindah ke kolom berikutnya di sebelah kanan dan ulangi proses yang sama.
2. Aba-aba “Garis”
Dalam interval waktu tertentu (misalnya setiap 2-3 menit), pengawas akan memberikan aba-aba “garis”. Saat aba-aba ini diberikan, peserta harus menarik garis horizontal di bawah angka terakhir yang dijumlahkan dan segera melanjutkan perhitungan pada kolom yang sama dari baris berikutnya.
3. Waktu Pengerjaan
Waktu total pengerjaan Tes Pauli biasanya cukup panjang, sekitar 60 menit, dengan beberapa kali aba-aba “garis” di sepanjang waktu tersebut.
Dengan demikian, akan ada sekitar 20 aba-aba selama tes berlangsung. Peserta diharapkan untuk menjaga konsistensi dan kecepatan pengerjaan sepanjang durasi tes.
Apa yang Dinilai dari Tes Pauli?
Perlu dipahami bahwa Tes Pauli tidak hanya sekadar mengukur kemampuan berhitung, tetapi juga memberikan gambaran komprehensif mengenai potensi kinerja dan karakteristik psikologis seorang kandidat dalam konteks pekerjaan.
Berikut adalah beberapa aspek utama yang dinilai dari Tes Pauli:
1. Energi Psikis (Kuantitas Kerja)
Tes ini mengukur seberapa besar potensi energi kerja yang dimiliki seseorang, terutama ketika dihadapkan pada tekanan.
Jumlah total perhitungan yang berhasil diselesaikan mencerminkan daya tahan dan semangat kerja individu dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus.
2. Ketelitian dan Tanggung Jawab (Kualitas Kerja)
Jumlah kesalahan (error) yang dibuat selama pengerjaan tes menjadi indikator tingkat ketelitian dan kehati-hatian seseorang dalam bekerja.
Semakin sedikit kesalahan, semakin tinggi tingkat ketelitian dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
3. Kehati-hatian (Konsentrasi dan Stabilitas Kerja)
Aspek ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam mempertahankan fokus, konsentrasi, dan kecermatan dalam menghadapi tugas yang monoton dan berulang. Kestabilan grafik hasil kerja dari awal hingga akhir tes mencerminkan kemampuan ini.
4. Pengendalian Perasaan (Stabilitas Emosi)
Fluktuasi yang signifikan dalam grafik hasil kerja dapat mengindikasikan tingkat emosionalitas dan kemampuan menyesuaikan diri seseorang. Grafik yang relatif stabil cenderung menunjukkan kestabilan emosi yang baik.
5. Dorongan Berprestasi (Motivasi Kerja)
Kecenderungan untuk terus meningkatkan jumlah perhitungan dari satu waktu ke waktu berikutnya dapat mengindikasikan tingkat motivasi, ambisi, dan keinginan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
6. Vitalitas dan Perencanaan (Irama Kerja)
Aspek ini melihat bagaimana individu mengatur tempo dan irama kerjanya sepanjang waktu pengerjaan tes.
Kemampuan untuk mempertahankan produktivitas secara konsisten tanpa penurunan yang drastis menunjukkan vitalitas dan kemampuan perencanaan yang baik.
Baca juga: 5 Contoh Kontrak Kerja Karyawan PKWT, PKWTT & Freelance
Tips Menganalisis Hasil Tes Pauli untuk HRD
Agar keputusan rekrutmen dan penempatan karyawan lebih tepat sasaran, HRD perlu memahami makna di balik angka-angka dalam Tes Pauli.
Analisis berikut ini akan membantu mengungkap potensi dan karakter kerja kandidat secara lebih objektif:
1. Perhatikan Jumlah Soal yang Dikerjakan
- Hitung total penjumlahan yang berhasil diselesaikan.
- Semakin banyak angka yang dijumlahkan dengan benar, semakin tinggi produktivitas dan kecepatan kerjanya.
- Cocok untuk pekerjaan yang menuntut volume kerja tinggi.
2. Analisis Konsistensi Tiap Segmen Waktu (Garis)
- Tes Pauli memiliki aba-aba âgarisâ setiap 3 menit.
- Bandingkan jumlah soal yang dikerjakan di setiap segmen waktu.
- Pola naik â adaptasi bagus,
Pola stabil â konsistensi kerja tinggi,
Pola turun â potensi kelelahan atau stres.
3. Evaluasi Ketepatan Jawaban
- Identifikasi berapa banyak kesalahan hitung.
- Kesalahan yang terlalu sering bisa menunjukkan rendahnya ketelitian atau kurang fokus.
- Cocok untuk menilai kandidat yang akan mengisi posisi yang menuntut akurasi tinggi (admin, keuangan, dll).
4. Amati Koreksi atau Penghapusan
- Terlalu banyak coretan atau penghapusan menunjukkan keraguan atau kegelisahan.
- Sedikit koreksi menunjukkan ketenangan dan kepercayaan diri dalam bekerja.
5. Tinjau Pola Emosional dari Grafik Hasil
Jika hasilnya divisualisasikan dalam grafik (jumlah hitungan tiap 3 menit), HR dapat menilai:
- Stabilitas emosi: apakah grafik naik-turun drastis atau cenderung stabil?
- Kemampuan mengatasi tekanan waktu: apakah grafik membaik atau menurun mendekati akhir?
6. Sesuaikan dengan Kebutuhan Posisi
- Jangan hanya lihat hasil tinggi. Cocokkan pola dan gaya kerja dengan kebutuhan jabatan.
- Misalnya:
- Pola stabil dan akurat cocok untuk posisi back-office atau administratif.
- Pola cepat dan agresif cocok untuk sales atau pekerjaan lapangan.
Tentu, sebagai seorang HR profesional, memahami aspek-aspek yang dinilai dalam Tes Pauli sangatlah penting.
Namun, setiap jenis tes pasti memiliki kelebihan dan keterbatasannya masing-masing. Oleh sebab itu, perlu pertimbangan agar dapat menggunakannya secara optimal dalam proses rekrutmen.
Dengan menimbang kedua sisi ini, kita dapat memaksimalkan nilai informasi yang diperoleh dari Tes Pauli untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat. Berikut penjelasan selengkapnya.
Kelebihan dan Keterbatasan Tes Pauli
Agar dapat memahami lebih mudah terkait kelebihan dan keterbatasan Tes Pauli, kali ini KantorKu menjelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Kelebihan Tes Pauli | Keterbatasan Tes Pauli |
Mengukur aspek psikologis seperti konsentrasi, ketelitian, dan daya tahan mental | Hanya cocok untuk pekerjaan dengan karakter tugas yang monoton dan berulang |
Memberikan gambaran performa kerja secara objektif melalui data numerik | Tidak sepenuhnya mencerminkan kreativitas atau kemampuan analitis seseorang |
Efektif untuk mengidentifikasi konsistensi dan kestabilan emosi dalam tekanan waktu | Rentan menimbulkan stres atau tekanan berlebihan, terutama bagi peserta yang belum terbiasa |
Membantu HR dalam menilai kecocokan kandidat dengan posisi administratif atau teknis | Hasilnya bisa dipengaruhi oleh kondisi fisik atau psikis saat hari tes |
Sederhana, hemat biaya, dan mudah dilaksanakan dalam skala besar | Kurang relevan untuk posisi yang membutuhkan interaksi sosial atau komunikasi intensif |
Baca juga: Contoh Offering Letter Serta Komponen, Tahap, & Template Gratis
KantorKu by Dealls HRIS

Ingin mengelola hasil Tes Pauli dan aspek HR lainnya tanpa ribet? Gunakan KantorKu, platform HRIS (Human Resource Information System) lengkap yang membantu Anda mempermudah manajemen SDM, mulai dari rekrutmen hingga penilaian kinerjaâsemua dalam satu sistem, dan tetap hemat biaya!
Fitur Unggulan KantorKu:
- Penilaian Kinerja â Ukur performa karyawan dengan sistem yang fleksibel dan objektif
- Data Karyawan â Kelola semua data karyawan secara digital dan aman
- Attendance Management â Pantau kehadiran dan lembur secara real-time
- Laporan otomatis, dashboard HR, manajemen cuti, penggajian, dan masih banyak lagi!
Yuk, rasakan kemudahan mengelola HR dengan KantorKu sekarang. Pelajari selengkapnya di sini atau atur demo sekarang!
Sumber:
Types of Psychological Tests You Should Know
Table of Contents
- Apa Itu Tes Pauli?
- Tujuan Tes Pauli dalam Rekrutmen
- Contoh Format Tes Pauli yang Biasa Digunakan
- Cara Pengerjaan Tes Pauli
- 1. Instruksi
- 2. Aba-aba "Garis"
- 3. Waktu Pengerjaan
- Apa yang Dinilai dari Tes Pauli?
- 1. Energi Psikis (Kuantitas Kerja)
- 2. Ketelitian dan Tanggung Jawab (Kualitas Kerja)
- 3. Kehati-hatian (Konsentrasi dan Stabilitas Kerja)
- 4. Pengendalian Perasaan (Stabilitas Emosi)
- 5. Dorongan Berprestasi (Motivasi Kerja)
- 6. Vitalitas dan Perencanaan (Irama Kerja)
- Tips Menganalisis Hasil Tes Pauli untuk HRD
- 1. Perhatikan Jumlah Soal yang Dikerjakan
- 2. Analisis Konsistensi Tiap Segmen Waktu (Garis)
- 3. Evaluasi Ketepatan Jawaban
- 4. Amati Koreksi atau Penghapusan
- 5. Tinjau Pola Emosional dari Grafik Hasil
- 6. Sesuaikan dengan Kebutuhan Posisi
- Kelebihan dan Keterbatasan Tes Pauli
- KantorKu by Dealls HRIS
Table of Contents
- Apa Itu Tes Pauli?
- Tujuan Tes Pauli dalam Rekrutmen
- Contoh Format Tes Pauli yang Biasa Digunakan
- Cara Pengerjaan Tes Pauli
- 1. Instruksi
- 2. Aba-aba "Garis"
- 3. Waktu Pengerjaan
- Apa yang Dinilai dari Tes Pauli?
- 1. Energi Psikis (Kuantitas Kerja)
- 2. Ketelitian dan Tanggung Jawab (Kualitas Kerja)
- 3. Kehati-hatian (Konsentrasi dan Stabilitas Kerja)
- 4. Pengendalian Perasaan (Stabilitas Emosi)
- 5. Dorongan Berprestasi (Motivasi Kerja)
- 6. Vitalitas dan Perencanaan (Irama Kerja)
- Tips Menganalisis Hasil Tes Pauli untuk HRD
- 1. Perhatikan Jumlah Soal yang Dikerjakan
- 2. Analisis Konsistensi Tiap Segmen Waktu (Garis)
- 3. Evaluasi Ketepatan Jawaban
- 4. Amati Koreksi atau Penghapusan
- 5. Tinjau Pola Emosional dari Grafik Hasil
- 6. Sesuaikan dengan Kebutuhan Posisi
- Kelebihan dan Keterbatasan Tes Pauli
- KantorKu by Dealls HRIS