10 Pertanyaan Interview Digital Marketing: Rahasia HRD dapat Kandidat Kompeten!
Ini daftar pertanyaan interview digital marketing umum: 1. Apa platform yang dikuasai? 2. Ceritakan pengalamanmu, 3. Gimana strateginya.
Table of Contents
- Kenapa Pentingnya Menyiapkan Pertanyaan Khusus untuk Digital Marketing
- Contoh Pertanyaan Interview Digital Marketing
- Tips Bagi HRD Saat Interview Posisi Digital Marketing
- Kesalahan Umum yang Harus Dihindari HR Saat Interview Digital Marketing
- Pakai HRIS Kantorku untuk HR System Anda: Dari Recruitment sampai Onboarding Karyawan, Bisa!
Table of Contents
- Kenapa Pentingnya Menyiapkan Pertanyaan Khusus untuk Digital Marketing
- Contoh Pertanyaan Interview Digital Marketing
- Tips Bagi HRD Saat Interview Posisi Digital Marketing
- Kesalahan Umum yang Harus Dihindari HR Saat Interview Digital Marketing
- Pakai HRIS Kantorku untuk HR System Anda: Dari Recruitment sampai Onboarding Karyawan, Bisa!
Pertanyaan interview digital marketing menjadi bagian penting dalam proses seleksi, terutama saat perusahaan ingin memastikan bahwa kandidat yang direkrut memiliki pemahaman mendalam terhadap strategi pemasaran digital yang relevan dan berdampak.
Mengutip dari Responsify, ternyata 49% bisnis saat ini mengatakan bahwa pencarian organik di internet dapat memberi mereka ROI pemasaran lebih baik, yaitu melalui strategi digital marketing.
Dengan begitu, selain mencari kandidat yang kompeten, Anda juga harus benar-benar paham konteks bisnis apa yang sekiranya cocok dengan para kandidat tersebut, sehingga nantinya dapat meningkatkan strategi digital marketing secara signifikan.
Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:
Kenapa Pentingnya Menyiapkan Pertanyaan Khusus untuk Digital Marketing
Tidak dapat dimungkiri bahwa digital marketing telah menjadi strategi pemasaran utama di era saat ini.
Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan di Indonesia yang menerapkan pendekatan pemasaran digital, termasuk perusahaan yang sebelumnya mengandalkan metode konvensional.
Berbagai kanal dimanfaatkan, mulai dari iklan di media sosial hingga penerapan strategi Search Engine Optimization (SEO) untuk meningkatkan visibilitas produk atau layanan secara daring.
Oleh karena itu, Anda kemudian semakin dituntut untuk lebih adaptif dan peka terhadap berbagai perkembangan yang ada, begitupun juga para kandidat digital marketing yang akan direkrut oleh suatu perusahaan.
Beberapa pertanyaan di bawah ini bisa cukup memberikan gambaran, bagaimana caranya mengulik sisi kandidat soal pemahamannya terkait digital marketing.
Dengan begitu, Anda dapat merekrutnya secara lebih percaya diri dan mendapatkan kandidat yang kompeten.
Contoh Pertanyaan Interview Digital Marketing
1. “Strategi digital marketing apa yang paling Anda kuasai, dan mengapa?”
Pertanyaan ini bertujuan menggali fokus utama kandidat di bidang digital marketing. Apakah mereka lebih berpengalaman dalam SEO, SEM, social media, content marketing, atau email automation?
Jawaban yang diberikan akan membantu Anda menilai sejauh mana kedalaman pemahaman mereka terhadap satu atau beberapa kanal pemasaran digital, serta apakah keahlian tersebut sesuai dengan kebutuhan tim marketing di perusahaan Anda.
2. “Ceritakan salah satu campaign yang pernah Anda kelola dari awal sampai akhir.”
Pertanyaan ini mengukur kemampuan kandidat dalam merancang dan mengeksekusi campaign secara menyeluruh mulai dari perencanaan strategi, pemilihan kanal, penulisan copy, pemanfaatan data, hingga analisis hasil.
Kandidat yang mampu menjabarkan prosesnya secara runut dan mendetail biasanya menunjukkan kematangan berpikir serta pengalaman nyata dalam menghadapi tantangan di lapangan.
3. “Apa tantangan terbesar yang pernah Anda hadapi dalam menjalankan campaign digital, dan bagaimana Anda mengatasinya?”
Tujuan dari pertanyaan ini adalah melihat cara kandidat menghadapi kegagalan atau kendala teknis, seperti penurunan engagement, bounce rate tinggi, atau iklan yang tidak sesuai target audiens.
Kandidat yang baik akan mampu menjelaskan cara mereka mengevaluasi masalah dan memperbaiki strategi berdasarkan data, bukan hanya mengandalkan intuisi.
4. “Tools atau platform digital marketing apa saja yang Anda kuasai?”
Digital marketing tentu tidak bisa dilepaskan dari penggunaan berbagai software dan platform yang digunakan. Pertanyaan ini membantu Anda menilai kesiapan teknis kandidat.
Kandidat ideal setidaknya memiliki pengalaman dengan tools seperti Google Analytics, Meta Ads Manager, Google Ads, Mailchimp, Ahrefs, atau software CRM seperti HubSpot.
Penjelasan yang detail menunjukkan sejauh mana mereka menggunakan tools tersebut dalam pekerjaan sehari-hari.
5. “Apa yang menurut Anda membedakan strategi digital B2B dan B2C?”
Pertanyaan ini penting jika perusahaan Anda menangani kedua segmen pasar, seperti pada B2B dan B2C.
Jawaban kandidat akan menggambarkan apakah mereka memahami perbedaan karakteristik audiens, gaya komunikasi, dan jalur distribusi konten antara pemasaran untuk bisnis dan pemasaran untuk konsumen. Ini menjadi penilaian penting terutama untuk peran strategis di tim marketing.
6. “Bagaimana Anda menentukan konten atau copy yang efektif untuk audiens tertentu?”
Pertanyaan ini menilai kepekaan kandidat terhadap strategi konten dan segmentasi audiens. Apakah mereka melakukan riset persona?
Apakah mereka menguji konten secara A/B testing? Kandidat yang memahami pentingnya tone, visual, hingga waktu posting akan cenderung menghasilkan konten yang lebih relevan dan berdampak.
7. “Bagaimana cara Anda mengukur keberhasilan sebuah campaign digital?”
Tujuannya adalah untuk menguji pemahaman kandidat terhadap metrik utama dalam pemasaran digital.
Kandidat yang kompeten akan menyebutkan indikator seperti cost per lead (CPL), click-through rate (CTR), conversion rate, return on ad spend (ROAS), atau customer lifetime value (CLV), dan bukan hanya sekadar likes atau views.
8. “Pernahkah Anda melakukan riset keyword atau kompetitor? Ceritakan prosesnya.”
Riset keyword dan analisis kompetitor adalah bagian penting dari SEO dan perencanaan konten. Pertanyaan ini akan menggali kemampuan teknis dan analitis kandidat.
Kandidat yang berpengalaman akan menjelaskan metode, tools yang digunakan (seperti Ubersuggest, Ahrefs, atau SEMrush), dan bagaimana hasil risetnya diterapkan ke strategi marketing yang lebih luas.
9. “Bagaimana Anda menjaga konsistensi brand voice di berbagai kanal digital?”
Brand voice yang konsisten penting untuk membangun kepercayaan dan citra perusahaan. Pertanyaan ini mengungkap sejauh mana kandidat memahami prinsip branding dan mampu menerapkannya secara konsisten, baik di media sosial, email, website, maupun paid ads.
Kandidat yang baik biasanya akan menyebutkan pentingnya style guide dan koordinasi antar tim konten.
10. “Apa pendapat Anda tentang tren digital marketing saat ini, dan bagaimana Anda menyesuaikan strategi Anda?”
Pertanyaan ini menguji wawasan dan growth mindset kandidat. Seorang marketer yang adaptif akan terus mengikuti perkembangan tren seperti penggunaan AI dalam konten, video pendek, influencer marketing, atau perubahan algoritma mesin pencari.
Jawaban mereka akan menunjukkan seberapa aktif mereka meng-update pengetahuan serta kemampuannya dalam menerjemahkan tren ke dalam strategi yang relevan.
Tips Bagi HRD Saat Interview Posisi Digital Marketing
Setelah mengetahui apa saja contoh pertanyaan yang bisa diajukan kepada kandidat posisi digital marketing, maka selanjutnya Anda bisa menyimak beberapa tips ini, agar interview yang dijalankan semakin berkualitas.
1. Tanyakan Preferensi Channel dan Kenapa Mereka Memilihnya
Setiap digital marketer biasanya mempunyai kanal favoritnya, entah itu TikTok, Instagram, LinkedIn, atau bahkan email marketing.
Oleh karena itu, silakan coba minta menjelaskan channel mana yang menurut mereka paling efektif, dan alasan di balik preferensi tersebut.
Jawaban ini bisa memberi gambaran tentang pemahaman mereka terhadap audiens, pendekatan komunikasi, dan gaya kerja mereka dalam menyusun strategi digital.
2. Uji Pemahaman terhadap Journey Konsumen (Customer Journey)
Alih-alih langsung menanyakan ROI atau impresi, bahas bagaimana mereka memetakan customer journey dari tahap awareness, consideration, hingga conversion.
Kandidat yang baik akan mampu menjelaskan bagaimana mereka menyusun konten atau iklan yang sesuai di tiap tahap. Ini menunjukkan kemampuan berpikir sistematis dan fokus pada hasil jangka panjang, bukan sekadar metrik vanity.
3. Bahas Etika Digital dan Penanganan Krisis Brand
Di era digital, satu kesalahan bisa viral dalam hitungan menit. Tanyakan apakah kandidat pernah menangani krisis digital atau brand reputation issue. Bagaimana mereka menghadapinya?
Apakah mereka punya strategi komunikasi atau pernah terlibat dalam manajemen isu publik? Ini relevan untuk melihat kepedulian mereka terhadap etika kerja dan tanggung jawab sosial digital marketing.
4. Gali Proses Kreatif dan Brainstorming
Daripada bertanya “Seberapa kreatif Anda?”, ajukan pertanyaan seperti: “Bagaimana proses Anda saat mengembangkan ide kampanye baru dari awal hingga jadi eksekusi?” atau “Siapa yang biasanya Anda libatkan saat brainstorming dan kenapa?”.
Jawaban ini mengungkap kebiasaan kerja kolaboratif, alur berpikir kreatif, dan sejauh mana mereka mampu menyaring ide dari berbagai sudut pandang.
5. Uji Kemampuan Kandidat Memahami Insight Audiens
Tanyakan bagaimana mereka mengidentifikasi dan memahami kebutuhan atau kebiasaan target audiens.
Apakah mereka menggunakan data demografis, perilaku, persona, atau bahkan tools seperti Facebook Audience Insights atau Google Trends? Kemampuan memahami audiens adalah landasan dari semua strategi digital marketing yang berhasil.
6. Ajak Kandidat Membuat Simulasi Brief Campaign
Berikan sebuah kasus fiktif: misalnya perusahaan Anda ingin meluncurkan produk baru untuk Gen Z. Minta kandidat menjelaskan ide kampanye digital singkat secara spontan tanpa harus perfect.
Maka yang Anda nilai bukan hanya hasilnya, tapi cara berpikir, urutan logika, serta keberanian menyampaikan ide. Ini bisa menggambarkan performa kandidat saat bekerja dalam tekanan dengan waktu terbatas.
7. Bahas Cara Evaluasi Hasil Kampanye yang Gagal
Tidak semua campaign berhasil, dan justru dari kegagalanlah marketer yang andal bisa tumbuh.
Tanyakan: “Pernahkah Anda gagal mencapai target campaign? Apa metrik yang Anda lihat? Apa yang Anda evaluasi, dan bagaimana Anda memperbaikinya ke depan?” Jawaban ini menunjukkan kedewasaan profesional dan kemampuan reflektif yang sangat penting dalam digital marketing.
Baca Juga: Apa Itu Onboarding Karyawan? Pelajari Proses dan Persiapannya!
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari HR Saat Interview Digital Marketing
Berikut 5 kesalahan umum yang sering dilakukan HR saat mewawancarai kandidat digital marketing:
1. Mengabaikan Konteks Industri Digital Marketing
Banyak HRD menilai kandidat digital marketing hanya berdasarkan angka, seperti engagement rate atau CTR, tanpa mempertimbangkan konteks industri tempat mereka bekerja sebelumnya.
Misalnya, strategi yang cocok untuk brand FMCG belum tentu berhasil di sektor B2B. HR harus menggali apakah performa mereka relevan dengan industri perusahaan Anda, bukan sekadar bagus di angka.
2. Terlalu Fokus pada Tools, Bukan Pemikiran Strategis
Sering kali HR hanya menanyakan, “Pernah pakai Meta Ads atau Google Ads?”, padahal tools sejatinya hanya alat bantu.
HRD yang efektif akan menggali logika di balik keputusan strategi digital, bukan sekadar daftar alat yang pernah dipakai.
Coba ubah fokus ke cara berpikir, kenapa pakai channel tertentu, bagaimana cara mengalokasikan anggaran, atau mengapa memilih satu audience segment daripada lainnya.
3. Tidak Menanyakan Pendekatan terhadap Perubahan Algoritma
Dunia digital berubah cepat. Tapi HR jarang sekali bertanya: “Bagaimana Anda menyesuaikan strategi saat algoritma Instagram berubah?” atau “Apa yang Anda lakukan saat reach organik drop drastis?”.
Kandidat yang tangguh biasanya mampu adaptif dan mencari solusi berbasis eksperimen, bukan panik dan menyalahkan tim.
4. Mengabaikan Soft Skill Seperti Kolaborasi Antar Tim
Banyak HR justru tidak mengeksplorasi sejauh mana kandidat mampu bekerja sama dengan tim lain, seperti tim desain, produk, atau customer service.
Padahal kolaborasi lintas fungsi sangat penting untuk menghindari campaign yang miskomunikasi. Coba tanyakan pengalaman mereka bekerja lintas tim dan cara mereka mengelola perbedaan sudut pandang.
5. Tidak Menguji Perspektif terhadap Brand Voice dan Positioning
Kesalahan umum lainnya adalah melewatkan eksplorasi tentang pemahaman kandidat terhadap identitas brand. HR terkadang hanya fokus pada hasil akhir atau traffic, padahal digital marketing yang kuat harus sesuai tone of voice brand.
Ajukan pertanyaan seperti: “Kalau kamu masuk ke perusahaan ini, apa pendekatan tone of voice yang kamu usulkan untuk target market kita?” Ini akan mengukur sensitivitas kandidat terhadap branding.
Baca Juga: 14 Interview Finance Staff + Tips untuk HRD saat Interveiw
Pakai HRIS Kantorku untuk HR System Anda: Dari Recruitment sampai Onboarding Karyawan, Bisa!
Dalam dunia digital yang serba cepat, memiliki tim marketing yang adaptif dan strategis adalah kunci keberhasilan brand.
Tapi sering kali, proses rekrutmen yang berantakan membuat perusahaan kehilangan kandidat potensialnya. Maka di sinilah peran sistem HR yang terintegrasi menjadi krusial.
Dengan HRIS KantorKu, Anda bisa menyederhanakan proses rekrutmen, memantau tahapan seleksi dengan lebih efisien, hingga memastikan onboarding bahkan penggajian (payroll) dapat berjalan lancar, hanya dalam satu platform.
Kini saatnya membangun sistem yang mendukung pertumbuhan tim Anda. Yuk, pelajari selengkapnya tentang HRIS KantorKu.

Related Articles

Induction Training: Arti, Manfaat, Contoh, & 5 Tipsnya untuk HRD!

10 Pertanyaan Interview Staff Administrasi: Tips Jitu HRD Rekrut Kandidat!
