Rumus Current Ratio: Cara Hitung dan 5 Contohnya

Current Ratio: Pengertian, Cara Menghitung dan Contohnya · Rumus Current Ratio = Total Aset Lancar / Semua Kewajiban Lancar + 5 contohnya!

KantorKu HRIS
Ditulis oleh
KantorKu HRIS • 21 Juli 2025

Current ratio menjadi salah satu indikator paling umum dalam laporan keuangan, karena memberikan gambaran langsung mengenai likuiditas perusahaan. 

Tak hanya penting bagi investor dan kreditur, current ratio juga penting bagi manajemen internal dalam merumuskan strategi bisnis yang berkelanjutan. 

Bila Anda seorang pelaku usaha atau HR, pemahaman terhadap rasio ini akan membantu dalam pengambilan keputusan, terutama saat mengelola kas, menggaji karyawan, hingga menghadapi penilaian kelayakan kredit.

Untuk lebih jelasnya, yuk simak pembahasan tentang current ratio di bawah ini:

Apa Itu Current Ratio?

Current ratio adalah ukuran finansial yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, seperti utang usaha dan pembayaran gaji karyawan. 

Jika menurut Investopedia, current ratio (atau working capital ratio) adalah indikator likuiditas yang membandingkan total aset lancar dengan total kewajiban lancar perusahaan. Rasio ini umumnya diekspresikan sebagai desimal (misalnya 1,5) atau format perbandingan (1,5 : 1) 

Rasio ini mencerminkan seberapa besar aset lancar perusahaan jika dibandingkan dengan liabilitas lancarnya, dalam periode satu tahun ke depan.

Semakin tinggi nilai current ratio, maka semakin besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya tanpa perlu menjual aset tetap atau mencari tambahan pinjaman. 

Di sisi lain, current ratio yang terlalu rendah bisa menjadi sinyal risiko likuiditas, sedangkan rasio yang terlalu tinggi justru bisa mengindikasikan bahwa perusahaan tidak menggunakan asetnya secara produktif. 

Rumus Current Ratio

Untuk menghitung current ratio, Anda cukup membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar. 

Aset lancar di sini mencakup elemen-elemen seperti kas, piutang usaha, persediaan, dan investasi jangka pendek, termasuk semua aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu kurang dari 12 bulan. 

Sementara itu, kewajiban lancar meliputi utang dagang, pinjaman jangka pendek, gaji yang belum dibayar, pajak terutang, serta beban lain yang jatuh tempo dalam jangka waktu yang sama.

Rumus current ratio:

Current Ratio = Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar

Sebagai contoh, jika total aset lancar perusahaan Anda adalah Rp500 juta dan total kewajiban lancarnya Rp250 juta, maka current ratio-nya adalah:

Current Ratio = 500.000.000 / 250.000.000 = 2

Artinya, perusahaan memiliki dua kali lipat aset lancar dibandingkan kewajiban jangka pendeknya. 

Rasio ini dianggap cukup sehat, karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki ruang finansial yang cukup untuk menyelesaikan semua utangnya tanpa risiko likuiditas jangka pendek.

Contoh Perhitungan Current Ratio

Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat ilustrasi perhitungan current ratio dari dua perusahaan. Data berikut menampilkan aset lancar dan kewajiban lancar yang bisa dianalisis menggunakan rumus current ratio.

PerusahaanTotal Aset LancarTotal Kewajiban Lancar
ARp500.000.000Rp250.000.000
BRp400.000.000Rp450.000.000
CRp600.000.000Rp300.000.000
DRp350.000.000Rp350.000.000
ERp200.000.000Rp300.000.000

Contoh 1: Perusahaan A

Current Ratio = Rp500.000.000 ÷ Rp250.000.000 

= 2,00

Artinya, Perusahaan A memiliki kondisi likuiditas yang sangat baik. Setiap Rp1 kewajiban lancar ditopang oleh Rp2 aset lancar, mencerminkan kemampuan membayar utang jangka pendek tanpa kendala.

Contoh 2: Perusahaan B

Current Ratio = Rp400.000.000 ÷ Rp450.000.000 

= 0,89

Perusahaan B memiliki rasio di bawah standar ideal, yaitu 1. Ini menunjukkan bahwa aset lancarnya belum cukup untuk menutup seluruh kewajiban jangka pendeknya. Potensi risiko finansial perlu segera dikaji.

Contoh 3: Perusahaan C

Current Ratio = Rp600.000.000 ÷ Rp300.000.000 

= 2,00

Sama seperti Perusahaan A, rasio ini menandakan struktur keuangan yang sehat. Perusahaan memiliki aset lancar dua kali lipat dari utang lancarnya, yang bisa digunakan sebagai penyangga dalam kondisi darurat.

Contoh 4: Perusahaan D

Current Ratio = Rp350.000.000 ÷ Rp350.000.000

= 1,00

Perusahaan D memiliki likuiditas cukup pas-pasan. Seluruh kewajiban lancarnya dapat ditutupi oleh aset lancar, namun tanpa kelebihan dana cadangan. Meski tidak berbahaya, kondisi ini kurang ideal untuk jangka panjang.

Contoh 5: Perusahaan E

Current Ratio = Rp200.000.000 ÷ Rp300.000.000

= 0,67

Dengan rasio di bawah 1, Perusahaan E berada dalam kondisi likuiditas yang rawan. Perlu segera dilakukan penguatan posisi kas atau efisiensi dalam kewajiban jangka pendek untuk menghindari kesulitan operasional.

Interpretasi Angka Current Ratio

Current ratio perlu dilihat untuk memahami konteks dan tren angkanya dari waktu ke waktu untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh mengenai kesehatan likuiditas perusahaan. 

Secara umum, current ratio di atas 1 menunjukkan bahwa aset lancar perusahaan mampu menutup kewajiban jangka pendek. Namun, bila terlalu tinggi misalnya di atas 3, maka ini bisa jadi menandakan inefisiensi karena terlalu banyak aset yang tidak dimanfaatkan secara optimal.

Sebaliknya, current ratio di bawah 1 biasanya menandakan bahwa perusahaan berisiko mengalami masalah likuiditas, sebab total aset lancar tidak mencukupi untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo. 

Untuk melihat gambaran lebih jelas, berikut ini ilustrasi sederhana perbandingan current ratio tiga perusahaan berbeda selama tiga tahun berturut-turut:

TahunPerusahaan XPerusahaan YPerusahaan Z
20221,100,853,20
20231,250,903,00
20241,300,953,10
  • Perusahaan X menunjukkan pertumbuhan current ratio secara konsisten dalam kisaran sehat (1,1–1,3), yang menandakan likuiditas stabil.
  • Perusahaan Y memiliki current ratio di bawah 1, yang mengindikasikan potensi kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendek.
  • Perusahaan Z justru terlalu tinggi (>3), yang bisa berarti aset tidak digunakan secara maksimal untuk menghasilkan nilai tambah.

Interpretasi ini penting bagi Anda sebagai pelaku usaha atau HR agar dapat membaca kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh, bukan sekadar terpaku pada angka statis.

Perbedaan Current Ratio dan Quick Ratio

Selanjutnya, Anda juga perlu mengenali quick ratio, yang sering dianggap sebagai indikator yang lebih konservatif untuk mengukur kesehatan likuiditas jangka pendek perusahaan. Meskipun keduanya termasuk dalam kelompok rasio likuiditas, pendekatan dan bobot penilaiannya memiliki perbedaan fundamental.

Perbedaan paling mencolok terletak pada komposisi aktiva lancarnya. Current ratio menghitung seluruh aset lancar tanpa terkecuali, termasuk kas, piutang, surat berharga, hingga persediaan barang. 

Sementara quick ratio lebih selektif, sebab ia hanya mempertimbangkan aset yang benar-benar likuid yakni kas dan setara kas, piutang, dan investasi jangka pendek—dengan mengecualikan persediaan. 

Hal ini dikarenakan persediaan membutuhkan waktu lebih lama untuk dikonversi menjadi uang tunai, sehingga dianggap kurang relevan dalam konteks kebutuhan likuiditas mendesak.

Rumus Current Ratio dan Quick Ratio

Perbedaan pendekatan tersebut tentu berpengaruh terhadap perhitungannya. Berikut masing-masing rumus yang digunakan:

Rumus Quick Ratio

Quick Ratio = (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar

Pada quick ratio, operasi pengurangan persediaan dilakukan terlebih dahulu sebelum hasilnya dibagi dengan kewajiban lancar. Dengan cara ini, rasio yang dihasilkan akan mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek tanpa harus menjual persediaan terlebih dahulu.

Tabel Perbandingan Current Ratio dan Quick Ratio

AspekCurrent RatioQuick Ratio
Definisi UmumRasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek menggunakan seluruh aset lancar.Rasio yang menunjukkan kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dengan aset yang sangat likuid.
Komponen AsetMencakup seluruh aset lancar, termasuk persediaan.Tidak mencakup persediaan; hanya mempertimbangkan aset yang cepat dicairkan.
Fokus AnalisisPendekatan lebih longgar dalam menilai likuiditas.Pendekatan konservatif dan realistis terhadap likuiditas jangka pendek.
Ketergantungan pada StokPerusahaan dengan stok besar biasanya punya current ratio tinggi.Perusahaan dengan stok besar cenderung memiliki quick ratio lebih rendah.
Rasio IdealUmumnya lebih dari 1 dianggap sehat.Rasio ideal adalah minimal 1:1 (aset likuid = kewajiban lancar).

Mengapa HRD Perlu Memahami Current Ratio?

Sebagai seorang HRD, Anda juga sebaiknya memahami rasio ini karena erat kaitannya dengan strategi pengelolaan sumber daya manusia. 

Rasio dapat memberikan gambaran tentang seberapa sehat kondisi likuiditas jangka pendek perusahaan, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi keputusan-keputusan penting dalam pengelolaan karyawan.

Berikut beberapa alasan mengapa pemahaman terhadap current ratio penting bagi seorang HRD:

1. Menentukan Kapasitas untuk Rekrutmen Baru

Sebelum memutuskan untuk membuka lowongan kerja atau menambah karyawan, penting bagi Anda untuk melihat kondisi keuangan perusahaan.

Current ratio dapat membantu Anda menilai apakah perusahaan memiliki aset lancar yang cukup untuk menanggung biaya rekrutmen dan gaji karyawan baru tanpa mengganggu likuiditas jangka pendek.

Baca Juga: Panduan Lengkap Cost Per Hire: Arti, Rumus, Faktor, & Strategi Optimasi CPH

2. Menyusun Kebijakan Kompensasi dan Benefit

Perencanaan kenaikan gaji, tunjangan, bonus tahunan, atau fasilitas tambahan sebaiknya tidak dilakukan tanpa melihat kekuatan finansial perusahaan. 

Jika current ratio menunjukkan kondisi keuangan yang kurang sehat, HRD perlu menyesuaikan kebijakan tersebut agar tetap realistis dan berkelanjutan.

3. Mengantisipasi Risiko Keterlambatan Pembayaran

Current ratio yang rendah bisa menjadi sinyal awal bahwa perusahaan kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendek. Ini dapat berdampak pada keterlambatan pembayaran gaji atau hak-hak karyawan lainnya. 

Dengan memahami kondisi ini lebih awal, Anda bisa menyiapkan langkah preventif dan menjaga komunikasi yang baik dengan seluruh karyawan.

Keterkaitan Current Ratio dengan Pengelolaan SDM

Selanjutnya, Anda perlu memahami bahwa pada nyatanya manajemen SDM yang tepat dapat menjaga agar current ratio tetap dalam batas aman. 

Yaitu melalui kebijakan yang berdampak langsung terhadap aset dan utang lancar. Dengan kata lain, pengelolaan SDM bukan hanya soal rekrutmen dan pelatihan, melainkan juga tentang kontribusi nyata terhadap posisi likuiditas perusahaan.

Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan current ratio dari sebuah pengelolaan SDM:

1. SDM Berperan dalam Kualitas Aset Lancar

Aset lancar seperti kas, piutang usaha, dan persediaan tidak hanya bergantung pada strategi keuangan, tetapi juga pada efektivitas tim. 

Misalnya, kas yang stabil bisa dipengaruhi oleh tim sales dan collection yang disiplin dalam menagih invoice. Atau staf gudang yang cermat menjaga rotasi persediaan agar tidak menjadi dead stock, yang pada akhirnya mengurangi nilai aset lancar secara riil.

Yang sering luput dari perhatian adalah, ketika SDM tidak optimal, misalnya keterlambatan kerja, minim training, atau sistem insentif yang tidak tepat, maka efektivitas proses bisnis terganggu. Ini memicu stagnasi aset lancar dan menurunkan likuiditas.

2. SDM dan Efisiensi Pengendalian Utang Lancar

Utang lancar biasanya terdiri dari utang usaha, utang pajak, hingga biaya yang masih harus dibayar. Komponen ini bisa melonjak drastis bila manajemen biaya tenaga kerja dan efisiensi tim keuangan tidak terjaga. 

Contoh nyatanya seperti keterlambatan laporan keuangan karena SDM yang kurang kompeten bisa berdampak pada keterlambatan pembayaran, denda, bahkan terhambatnya negosiasi pembayaran dengan vendor.

Sebaliknya, SDM yang responsif dan tepat penempatan akan membantu perusahaan mengendalikan liabilitas jangka pendek secara cermat, bahkan mampu merancang skema pembayaran bertahap yang menjaga rasio lancar tetap sehat.

3. Dimensi Strategis: SDM sebagai Pengungkit Likuiditas Jangka Pendek

Di balik angka current ratio yang stabil, sering kali tersembunyi sistem manajemen SDM yang solid. 

Ketika tim HR mampu merancang beban tenaga kerja yang proporsional dengan kapasitas produksi, maka biaya tidak membengkak, cash flow tetap terkendali. 

Atau saat karyawan ditempatkan sesuai keahlian, produktivitas meningkat dan kebutuhan modal kerja tidak membesar, semua ini berujung pada rasio lancar yang tetap prima.

Fakta penting yang sering diabaikan adalah overstaffing dan undertraining yang dapat mengganggu siklus kas, memperlambat konversi aset, hingga memicu pembengkakan kewajiban jangka pendek. 

Baca Juga: 25 Aplikasi HRD Terbaik & Murah di Indonesia

Permudah Administrasi HR Anda dengan HRIS KantorKu

KantorKu adalah solusi Software HRIS lengkap untuk mengelola administrasi SDM Anda secara efisien. 

Dengan sistem yang terintegrasi, Anda dapat menyederhanakan proses seperti absensi, cuti, payroll, hingga pelaporan keuangan hanya melalui satu platform.

Melalui fitur-fitur otomatisasi di KantorKu, tim HR tidak perlu lagi repot menghitung gaji secara manual, memantau kehadiran karyawan satu per satu, atau mengelola data karyawan di banyak file terpisah.

Semuanya sudah tersedia secara real-time dan berbasis cloud, sehingga bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Bahkan komponen-komponen gaji seperti BPJS, PPh 21, tunjangan, dan potongan lain dapat dihitung otomatis sesuai regulasi yang berlaku.

Yuk Coba Demo Gratis Sekarang
Dan Rasakan Mudahnya Kelola Administrasi HR Pakai HRIS KantorKu!

Bagikan

Related Articles

PHK karena Mangkir: Aturan, Dasar Hukum, dan 5 Contoh Suratnya!

Pelajari aturan PHK sesuai Undang-undang agar tidak terkena gugatan, serta contoh surat PHK karyawan karena mangkir dalam format Word & PDF.
Form Reimbursement

5 Contoh Form Reimbursement, Format Word hingga PDF [+ Gratis Template]

Temukan form reimbursement dari berbagai jenis seperti klaim perjalanan dinas, pengeluaran kantor format word dan pdf di sini.

Cara Menghitung Gaji Karyawan: Bulanan, Harian, atau Per Jam

Menghitung gaji karyawan dengan tepat sangat penting untuk perusahaan maupun karyawan. Simak cara lengkapnya di sini!