Apa Itu Kerja Shifting? Arti, Jenis, Jadwal, Tantangan, & Tips Mengelolanya
Pelajari definisi kerja shifting, jenis-jenis shift, contoh jadwal, manfaat, risiko, hingga tips praktis mengelola karyawan shift agar operasional bisnis lebih efisien.
Table of Contents
Sebagai seorang profesional HR, memahami konsep kerja shifting secara menyeluruh sangat penting agar dapat merancang jadwal kerja yang efektif, adil, dan sesuai dengan regulasi ketenagakerjaan.
Berikut merupakan artikel yang akan membantu Anda dalam memahami kerja secara shift, beserta jenis dan contohnya.
Simak hingga tuntas, ya!
Apa itu Kerja secara Shifting

Kerja shifting (shift work) adalah sistem kerja yang dibagi dalam beberapa waktu secara bergiliran selama 24 jam. Tujuan utamanya adalah memastikan operasional perusahaan dapat berjalan terus-menerus, termasuk di luar jam kerja konvensional (08.00–17.00).
Sistem ini sering diterapkan di organisasi yang beroperasi 24/7 atau memiliki kebutuhan layanan yang tinggi sepanjang hari, seperti rumah sakit, call center, manufaktur, dan transportasi.
Apakah terdapat patokan pembagian shift kerja atau dapat bervariasi tergantung kebutuhan? Temukan jawabannya berikut ini.
Jenis-Jenis Shift Kerja
Berikut merupakan beberapa jenis shift kerja berdasarkan informasi dari NCBI dan Factorial HR, di antaranya:
Jenis Shift | Deskripsi | Contoh Jam Kerja |
Shift Pagi (Morning Shift) | Bekerja pada pagi hingga siang hari. | 07.00 – 15.00 |
Shift Sore (Evening Shift) | Bekerja pada sore hingga malam hari. | 15.00 – 23.00 |
Shift Malam (Night Shift) | Bekerja pada malam hingga pagi hari berikutnya. | 23.00 – 07.00 |
Shift Dini Hari (Early Morning Shift) | Bekerja pada dini hari hingga pagi. | 04.00 – 09.00 |
Shift Bergilir (Rotating Shift) | Bekerja dengan pola bergantian antara shift pagi, sore, dan malam dalam periode tertentu. | Contoh: Minggu 1 pagi, Minggu 2 sore, Minggu 3 malam |
Shift Malam Tetap (Permanent Night Shift) | Bekerja secara konsisten pada shift malam tanpa perubahan. | 23.00 – 07.00 |
Shift Tidak Teratur (Irregular Shift) | Jadwal kerja yang tidak tetap dan dapat berubah-ubah tanpa pola yang konsisten. | Bervariasi |
Shift Terpecah (Split Shift) | Bekerja dalam dua periode terpisah dalam satu hari kerja. | 07.00 – 11.00 dan 17.00 – 21.00 |
Shift Panggilan (On-Call Shift) | Karyawan siap bekerja saat dibutuhkan, tanpa jadwal tetap. | Sesuai kebutuhan |
Shift Paruh Waktu (Part-Time Shift) | Bekerja dengan jam kerja yang lebih singkat dibandingkan dengan pekerja penuh waktu | 4–6 jam per hari |
Shift Fleksibel (Flexible Shift) | Karyawan memiliki fleksibilitas dalam menentukan jam masuk dan keluar kerja, selama memenuhi total jam kerja yang disepakati. | Bervariasi |
Shift Tetap (Fixed Shift) | Karyawan bekerja pada jam yang sama setiap hari kerja. | 09.00 – 17.00 setiap hari |
Shift 9/80 | Karyawan bekerja 80 jam dalam 9 hari kerja, biasanya terdiri dari delapan hari kerja 9 jam dan satu hari kerja 8 jam, diikuti oleh satu hari libur tambahan setiap dua minggu. | Senin–Kamis 9 jam, Jumat 8 jam di minggu pertama; Senin–Kamis 9 jam, Jumat libur di minggu kedua |
Shift 5/4/9 | Karyawan bekerja dalam siklus dua minggu: minggu pertama terdiri dari empat hari kerja 9 jam dan satu hari kerja 8 jam; minggu kedua terdiri dari empat hari kerja 9 jam dan satu hari libur. | Minggu 1: Senin–Kamis 9 jam, Jumat 8 jam; Minggu 2: Senin–Kamis 9 jam, Jumat libur |
Contoh Jadwal Shift Kerja
Setelah memahami jenis-jenis shift kerja, berikut ini akan dipaparkan terkait contoh jadwal yang umum diterapkan, yaitu:
1. Jadwal 3 Shift (8 jam per shift)
Ideal untuk operasional 24 jam:
Shift | Jam Kerja |
Shift 1 | 07.00 – 15.00 |
Shift 2 | 15.00 – 23.00 |
Shift 3 | 23.00 – 07.00 |
Biasanya, karyawan akan bergiliran tiap minggu agar mendapat giliran shift yang berbeda.
2. Jadwal 2 Shift (12 jam per shift)
Umum di industri dengan tenaga kerja terbatas:
Shift | Jam Kerja |
Shift Siang | 07.00 – 19.00 |
Shift Malam | 19.00 – 07.00 |
Karyawan biasanya bekerja 3–4 hari dalam seminggu, lalu mendapat libur panjang.
3. Jadwal Rotasi Mingguan (3 shift)
Jadwal rotasi mingguan (3 shift) berarti bahwa setelah minggu ke-3, siklus akan kembali ke minggu ke-1. Ini adalah sistem rotasi berbasis siklus 3 minggu, bukan 4 minggu.:
Minggu | Shift |
Ke-1 | 07.00 – 15.00 |
Ke-2 | 15.00 – 23.00 |
Ke-3 | 23.00 – 07.00 |
Siklus ini bertujuan untuk memberikan pembagian waktu kerja yang adil bagi semua karyawan, menghindari kelelahan akibat shift malam yang terus-menerus, serta menjaga produktivitas dan kesehatan kerja jangka panjang.
Di samping itu, jika perusahaan menginginkan siklus rotasi 4 minggu, biasanya minggu ke-4 digunakan sebagai minggu bebas shift malam, istirahat ekstra, pelatihan, atau evaluasi.
4. Jadwal Shift 5-2
Jadwal shift 5-2 berarti karyawan bekerja selama 5 hari berturut-turut, lalu mendapatkan 2 hari libur. Pola ini mirip dengan jam kerja kantoran pada umumnya, seperti Senin sampai Jumat masuk kerja, dan Sabtu–Minggu libur.
Manfaat Sistem Kerja Shifting
Berikut merupakan manfaat strategis bagi bisnis dan karyawan dengan adanya penerapan sistem kerja shifting:
1. Menjamin Operasional 24 Jam
Dengan sistem shifting, perusahaan dapat tetap berjalan sepanjang waktu, termasuk di malam hari, akhir pekan, atau hari libur nasional. Ini sangat penting bagi industri seperti:
- Kesehatan (rumah sakit, klinik)
- Manufaktur
- Transportasi dan logistik
- Call center dan customer service
2. Meningkatkan Produktivitas
Pembagian waktu kerja secara bergiliran membantu menghindari beban kerja berlebihan pada satu kelompok karyawan. Ini menjaga produktivitas tetap stabil sepanjang hari dan malam.
3. Memaksimalkan Penggunaan Fasilitas dan Mesin
Fasilitas produksi, peralatan, atau ruang kantor bisa dimanfaatkan lebih optimal jika digunakan secara bergantian oleh shift yang berbeda. Ini mengurangi waktu yang tidak digunakan (menganggur) dan meningkatkan efisiensi investasi.
4. Memberi Fleksibilitas bagi Karyawan
Beberapa karyawan justru lebih memilih shift tertentu (misalnya, shift sore atau malam) karena cocok dengan rutinitas pribadi, studi, atau tanggung jawab keluarga. Sistem shifting memberi ruang fleksibilitas ini.
5. Meningkatkan Layanan Pelanggan
Dengan karyawan tersedia di berbagai jam, perusahaan dapat memberikan layanan yang lebih cepat dan responsif, terutama di sektor yang melibatkan konsumen internasional atau yang membutuhkan layanan darurat.
6. Peluang Tambahan Penghasilan
Shift malam atau akhir pekan sering disertai dengan tunjangan atau insentif tambahan. Hal ini bisa menjadi motivasi dan peluang pendapatan lebih bagi karyawan.
7. Distribusi Beban Kerja Lebih Merata
Karena tugas dan tanggung jawab dibagi ke dalam beberapa shift, beban kerja tidak menumpuk pada satu kelompok karyawan. Ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan keseimbangan kerja-hidup.
8. Adaptif terhadap Perubahan Permintaan
Dalam industri musiman atau yang mengalami lonjakan permintaan di waktu tertentu (seperti e-commerce saat promo besar), sistem shifting membantu perusahaan beradaptasi dengan cepat tanpa harus merekrut tambahan tenaga kerja secara besar-besaran.
Selain bermanfaat bagi perusahaan, sistem kerja shift ini juga berpotensi terhadap risiko terjadinya gangguan kesehatan serta performa kerja yang kurang optimal bagi karyawan.
Ingin tahu lebih lanjut? Simak poin berikut ini
Baca juga: Cari Tahu UU Omnibus Law, Perubahan, Tantangan, dan Solusinya
Tantangan & Risiko Kerja Shift
Kerja shift, terutama pada malam hari atau dengan jadwal bergilir, dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan fisik, mental, dan sosial pekerja. National Center for Biotechnology Information (NCBI) menjelaskan beberapa tantangan dan risiko utama sistem kerja shift, meliputi:
1. Gangguan Ritme Sirkadian
Kerja pada jam yang tidak sesuai dengan ritme biologis alami tubuh dapat menyebabkan gangguan tidur, kelelahan kronis, dan penurunan konsentrasi.
2. Masalah Kesehatan Mental
Kerja shift dapat meningkatkan risiko stres, depresi, kecemasan, dan gangguan suasana hati lainnya. Isolasi sosial akibat jadwal kerja yang tidak sinkron dengan keluarga dan teman juga dapat memperburuk kondisi mental.
3. Gangguan Sosial dan Keluarga
Jadwal kerja yang tidak teratur dapat mengganggu kehidupan sosial dan keluarga, menyebabkan konflik, dan mengurangi kualitas hubungan interpersonal.
4. Pengaruh Negatif pada Produktivitas
Penurunan konsentrasi, kelelahan, dan gangguan kesehatan dapat berdampak negatif pada produktivitas dan kinerja kerja secara keseluruhan.
Penjelasan di atas memberikan gambaran bahwa penting bagi perusahaan dan pekerja untuk menyadari tantangan dan risiko ini serta mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat.
Ketahui beberapa tips mengelola karyawan shifting berikut ini yang bisa Anda gunakan sebagai referensi.
Tips Mengelola Karyawan Shifting
1. Buat Jadwal Shift yang Jelas dan Konsisten
Susun jadwal kerja secara terstruktur dan berulang (misalnya, sistem rotasi mingguan) agar karyawan bisa merencanakan kehidupan pribadi mereka. Usahakan jadwal dipublikasikan minimal 1 minggu sebelumnya. Penting untuk diperhatikan, yaitu hindari perubahan mendadak kecuali dalam kondisi darurat.
2. Gunakan Aplikasi atau Software Shift Management

Di era serba digital seperti sekarang, memanfaatkan tools akan sangat membantu. Anda dapat menggunakan Google Calendar, Excel Template, atau software HR, seperti software HRIS KantorKu untuk menyusun dan membagikan jadwal shift. Ini meminimalisir kesalahan dan memudahkan komunikasi.
3. Rotasi Shift Secara Adil
Pastikan setiap karyawan mendapatkan giliran yang seimbang antara shift pagi, sore, dan malam, termasuk hari libur. Hal ini penting untuk menghindari kecemburuan dan kelelahan berlebihan pada shift tertentu. Anda dapat menerapkan rotasi searah jarum jam (pagi → sore → malam) agar tubuh lebih mudah beradaptasi.
4. Berikan Waktu Istirahat yang Cukup
Memberikan waktu istirahat yang cukup tidak hanya memberikan kesempatan bagi karyawan untuk melakukan jeda, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap well-being pekerja.
Jangan jadwalkan karyawan bekerja dua shift berturut-turut. Beri jeda minimal 8–12 jam antar shift, terutama setelah shift malam, agar tubuh bisa pulih dengan optimal. Sebab, istirahat yang cukup menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi.
5. Sediakan Insentif Shift Malam atau Akhir Pekan
Memberikan kompensasi tambahan berupa uang lembur, bonus, atau cuti pengganti dapat meningkatkan motivasi dan loyalitas karyawan serta membuat jadwal berat terasa lebih adil.
6. Perhatikan Kesehatan dan Kesejahteraan Karyawan
Bekerja secara shift tidaklah mudah bagi sebagian orang. Oleh sebab itu, perusahaan perlu untuk selalu memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
Akan terdengar lebih baik jika perusahaan mampu memberikan fasilitasi program kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan rutin, ruang istirahat yang layak, dan makanan sehat serta vitamin untuk menunjang produktivitas pekerja.
7. Evaluasi dan Dengar Masukan Karyawan
Lakukan evaluasi berkala terhadap sistem shift. Ajak karyawan berdiskusi atau isi survei untuk menilai apakah sistem yang berjalan sudah efektif dan adil. Sebab, transparansi dan keterlibatan mampu meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) dan kepuasan kerja.
Baca juga: Panduan Lengkap Membuat Jadwal Shift Kerja yang Efektif untuk Karyawan
Kelola Shift Karyawan secara Mudah dengan Software HRIS KantorKu

Mengelola jadwal shift tidak harus rumit atau menguras tenaga. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan teknologi, Anda bisa memastikan operasional bisnis tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan kenyamanan dan produktivitas karyawan. Salah satu solusi terbaik adalah menggunakan software HRIS KantorKu.
KantorKu hadir dengan fitur manajemen shift yang fleksibel dan mudah digunakan. Berikut beberapa keunggulan HRIS KantorKu:
- Absensi online dan lembur secara real-time
- Performance Management (most favorite)
- Payroll otomatis
- Reimbursement mudah
Tunggu apalagi? Manfaatkan kemudahan software all-in-one dengan jadwalkan demo sekarang!
Sumber:
General Types of Shift Work and Related Shift Scheduling Criteria

Related Articles

Indikator Adalah: Arti, Fungsi, Jenis, & 3. Contohnya

Townhall: Panduan & Cara Melakukannya untuk Bisnis Anda
