Gaji Gross Up: Kelebihan, Rumus, Cara Hitung + Kalkulatornya
Gaji gross up adalah sistem penggajian di mana perusahaan menanggung PPh 21 karyawan. Simak rumus, cara hitung, kelebihan & kekurangannya.
Table of Contents
- Apa Itu Gaji Gross Up?
- Cara Kerja Gaji Gross Up
- Rumus & Cara Menghitung Gaji Gross Up
- Contoh Perhitungan Gaji Gross Up
- Keuntungan Menggunakan Sistem Gross Up
- Kekurangan atau Tantangan Penerapan Gaji Gross UpÂ
- Tips Menerapkan Sistem Gross Up di Perusahaan
- Permudah Perhitungan Gaji Karyawan dengan Software Payroll KantorKu HRIS
Table of Contents
- Apa Itu Gaji Gross Up?
- Cara Kerja Gaji Gross Up
- Rumus & Cara Menghitung Gaji Gross Up
- Contoh Perhitungan Gaji Gross Up
- Keuntungan Menggunakan Sistem Gross Up
- Kekurangan atau Tantangan Penerapan Gaji Gross UpÂ
- Tips Menerapkan Sistem Gross Up di Perusahaan
- Permudah Perhitungan Gaji Karyawan dengan Software Payroll KantorKu HRIS
Ada beberapa macam sistem penggajian yang perlu HR ketahui. Salah satu metode yang banyak digunakan perusahaan adalah gaji gross up.
Dengan sistem penggajian ini, pajak penghasilan karyawan (PPh 21) ditanggung oleh perusahaan.
Keuntungannya, perusahaan bisa menjaga kepuasan karyawan karena take home pay mereka tetap utuh tanpa mengurangi kewajiban pajak ke negara.
Jika Anda berencana menerapkannya di perusahaan, pahami dulu apa itu gaji gross up, cara menghitung, serta kelebihan dan kekurangannya sistem gaji ini!
Apa Itu Gaji Gross Up?

Gaji gross up adalah metode penggajian di mana perusahaan menanggung pajak penghasilan karyawan (PPh 21) tanpa mengurangi jumlah gaji bersih yang diterima karyawan.
Artinya, perusahaan menambahkan sejumlah uang ke total gaji karyawan untuk menutup beban pajak tersebut, sehingga karyawan tetap menerima take home pay secara utuh.
Secara regulasi, sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 168 Tahun 2023, terdapat tiga alternatif pemotongan PPh 21:
- PPh 21 ditanggung pemberi kerja
- PPh 21 ditunjang pemberi kerja (gross up)
- PPh 21 ditanggung karyawan
Maka pada sistem gaji gross up, perusahaan menggunakan alternatif ke 2. Dalam sistem ini, perusahaan secara eksplisit memberikan “tunjangan pajak” tambahan agar kewajiban pajak tetap terpenuhi, tetapi tidak mengurangi pendapatan bersih karyawan.
Praktik ini umum digunakan di berbagai perusahaan di Indonesia untuk membantu menjaga kepuasan karyawan sekaligus memastikan kepatuhan peraturan perpajakan yang berlaku.
Baca Juga: Gaji Gross adalah: Arti, Contoh & Cara Menghitungya
Cara Kerja Gaji Gross Up
Cara kerja gaji gross up adalah perusahaan memberikan tambahan tunjangan pajak kepada karyawan agar gaji bersih yang diterima tetap utuh, meski PPh 21 tetap dibayar.
Jadi, perusahaan tetap patuh pajak, tetapi karyawan tidak dirugikan karena tidak ada potongan pada take home pay-nya.
Agar lebih jelas, berikut ilustrasinya:
Misalnya, PT Sinar Jaya ingin memastikan bahwa staf administrasinya, Dina, menerima take home pay sebesar Rp10.000.000 per bulan.
Jika sistem penggajian biasa digunakan (tanpa gross up), Dina akan dikenai potongan PPh 21 misalnya sekitar Rp500.000, sehingga gaji bersih yang diterima hanya Rp9.500.000.
Namun, karena perusahaan menggunakan sistem gross up, maka HR akan menambahkan tunjangan pajak sebesar Rp500.000 ke gaji Dina. Jadi komponen gajinya akan tercantum:
- Gaji pokok dan tunjangan: Rp10.000.000
- Tunjangan pajak (gross-up): Rp500.000
- Potongan PPh 21: Rp500.000
- Total gaji bersih diterima tetap Rp10.000.000
Dengan begitu, perusahaan tetap membayar pajak sesuai aturan, tetapi karyawan tetap menerima nominal penuh tanpa berkurang sedikit pun.
Rumus & Cara Menghitung Gaji Gross Up

Metode perhitungan gaji gross up diatur dalam PMK Nomor 168 Tahun 2023. Berdasarkan ketentuan tersebut, berikut rumus dan cara menghitung gaji gross up:
Rumus Gross Up PPh 21
Tunjangan PPh 21 = Penghasilan Bruto Sebelum Gross-Up × TER / 100 – TER
Keterangan:
- TER = Tarif Efektif Bulanan (misalnya 2%, 2,25%, 3%, tergantung lapisan penghasilan bruto)
- Pembilang (TER) = Tarif pajak efektif
- Penyebut (100 – TER) = Hasil pengurangan untuk mencari proporsi tambahan tunjangan pajak
Cara Menghitung Gaji Gross Up
Adapun cara menghitungnya bisa mengikuti rumus di atas. Namun jika bingung, Anda bisa memahami langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Tentukan Penghasilan Bruto Awal
Pertama, hitung dulu komponen gaji bersih karyawan. Artinya, belum ada tambahan tunjangan pajak, melainkan hanya terdiri dari gaji pokok dan tunjangan.
Contoh:
Penghasilan bruto awal Rp10.000.000 per bulan.
2. Tentukan Tarif Efektif Bulanan (TER)
Gunakan tabel TER sesuai PMK 168/2023 untuk mengetahui tarif yang berlaku berdasarkan total penghasilan bruto.
Contoh:
Untuk penghasilan Rp10 juta maka TER = 2%.

3. Hitung Besarnya Tunjangan PPh 21
Selanjutnya gunakan rumus berikut dan masukan angka sesuai hasil TER untuk menghitung tunjangan PPh 21 yang harus diberikan kepada karyawan:
Tunjangan PPh 21 = Penghasilan Bruto Sebelum Gross-Up × TER / 100 – TER
4. Hitung Total Penghasilan Bruto Baru
Tambahkan tunjangan PPh 21 yang sudah dihitung ke penghasilan bruto awal. Berikut rumusnya:
Total Bruto Baru = Bruto Awal + Tunjangan PPh 21
5. Cek Kembali Lapisan TER
Kadang, setelah ditambah tunjangan PPh 21, total penghasilan bruto karyawan bisa naik ke lapisan TER berikutnya.
Jika iya, ulang perhitungan dengan tarif TER baru agar hasilnya akurat.
6. Hitung PPh 21 Akhir
Gunakan penghasilan bruto final untuk menghitung PPh 21 terutang:
PPh 21 = Total Bruto Final × TER Akhir
Nilai PPh 21 inilah yang akan dibayar oleh perusahaan atas nama karyawan.
7. Tentukan Take Home Pay
Selanjutnya tentukan take home pay karyawan menerima gaji penuh (tanpa potongan), karena pajaknya sudah ditanggung perusahaan.
Take Home Pay = Gaji Awal (Bruto) = Utuh
KantorKu HRIS bantu kelola payroll, upah lembur, reimbursement, slip gaji, dan BPJS dalam satu aplikasi.
Contoh Perhitungan Gaji Gross Up
Budi adalah karyawan tetap dengan status pajak TK/0 (tidak kawin, tanpa tanggungan). Ia menerima gaji bersih Rp10.000.000 per bulan dan perusahaan menanggung iuran PPh 21.
Karena setelah penambahan tunjangan pajak bruto bisa naik ke lapisan TER berikutnya, perhitungan final menggunakan TER = 2,25%.
Maka contoh perhitungannya:
- Tunjangan PPh 21
= Rp10.000.000 × 100 − 2,252,25 = Rp10.000.000 × 97,752,25 = Rp230.179,03
- Total Penghasilan Bruto
= Rp10.000.000 + Rp230.179,03 = Rp10.230.179,03
- PPh 21 Terutang
= Rp10.230.179,03 × 2,25% = Rp230.179,03
Agar perhitungan gaji gross up karyawan lebih mudah, Anda bisa menggunakan kalkulator gaji nett ke gross sebagai berikut:
💰 Kalkulator PPh 21 Gross Up
Masukkan gaji bersih, BPJS, dan tunjangan lain. Kalkulator akan menghitung tunjangan PPh 21 ditanggung perusahaan dan gaji bruto total.
Total Gaji Gross: Rp 0
Catatan: Perhitungan ini menggunakan metode PPh 21 ditunjang perusahaan (gross up). TER ditentukan berdasarkan penghasilan bruto. Hasil bersifat estimasi.
Keuntungan Menggunakan Sistem Gross Up
Setelah mengetahui cara dan contoh perhitungan gaji gross up, Anda mungkin berpikir lebih baik gaji nett atau gross? Untuk membantumu menentukan yang sesuai, simak dulu keuntungan menggunakan sistem gross up sebagai berikut:
1. Karyawan Menerima Take Home Pay Utuh
Dengan sistem gross up, PPh 21 karyawan ditanggung penuh oleh perusahaan dalam bentuk tunjangan pajak.
Artinya, gaji yang diterima karyawan di rekening tidak berkurang karena potongan pajak. Ini meningkatkan kepuasan kerja karena karyawan merasa pendapatannya sesuai harapan.
2. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Karyawan
Sistem gross up bisa jadi strategi HR untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan, karena mereka merasa diperhatikan.
Dengan gross up, perusahaan secara tidak langsung memberikan “benefit tambahan” tanpa harus menaikkan gaji pokok.
3. Menguntungkan dari Sisi Pajak Perusahaan
Tunjangan PPh 21 yang dibayarkan lewat sistem gross up dapat diakui sebagai biaya dalam laporan keuangan perusahaan.
Artinya, perusahaan bisa menjadikan komponen tersebut sebagai pengurang penghasilan bruto untuk tujuan perpajakan. Dengan begitu, meski perusahaan menanggung pajak karyawan, tetap ada efisiensi fiskal yang diperoleh.
4. Memastikan Kepatuhan Pajak
Karena pajak ditanggung perusahaan dan langsung dihitung di sistem payroll, perusahaan lebih mudah memastikan bahwa seluruh karyawan sudah dipotong dan dilaporkan pajaknya sesuai aturan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Baca Juga: 10 Cara Menghitung Gaji Bersih Karyawan Tetap hingga Harian [+ Gratis Template]
Kekurangan atau Tantangan Penerapan Gaji Gross Up
Meski ada keuntungannya untuk meningkatkan kepuasan karyawan, Anda perlu memerhatikan kekurangannya sebelum memutuskan untuk benar-benar menerapkannya di perusahaan:
1. Biaya Perusahaan Jadi Lebih Besar
Mengingat perusahaan menanggung pajak karyawan sepenuhnya, total biaya kompensasi per karyawan akan meningkat.
Untuk perusahaan dengan jumlah karyawan besar, hal ini bisa berdampak signifikan pada total beban gaji bulanan.
2. Menimbulkan Ekspektasi dari Karyawan
Begitu perusahaan menerapkan sistem gaji gross up, karyawan akan terbiasa menerima gaji bersih tanpa potongan pajak.
Jika suatu saat kebijakan berubah atau hanya diterapkan pada sebagian posisi tertentu, hal ini bisa menimbulkan ketidakpuasan atau rasa ketidakadilan antar karyawan.
3. Tidak Cocok untuk Semua Skala Perusahaan
Skema gaji gross up lebih cocok untuk perusahaan menengah hingga besar yang punya kemampuan finansial matang. Untuk bisnis kecil atau startup, penerapan gross up sering dianggap belum efisien karena menambah beban biaya operasional.
4. Membutuhkan Sistem Payroll yang Andal
Karena perhitungannya lebih rumit, sistem gross up membutuhkan sistem payroll yang andal. Jika masih manual, risiko salah hitung sangat besar.
Idealnya, sistem gross up diterapkan dengan bantuan software payroll otomatis agar perhitungannya akurat dan sesuai regulasi pajak terbaru.
Tips Menerapkan Sistem Gross Up di Perusahaan
Sistem gross up menarik untuk diterapkan karena bisa meningkatkan kepuasan karyawan. Namun sebelumnya, pertimbangkan menerapkan tips-tips berikut agar hasilnya maksimal:
1. Cek Tarif Pajak Terbaru
Regulasi pajak seperti Tarif Efektif (TER) untuk PPh 21, bisa berubah dari waktu ke waktu. Karena itu, HR dan tim payroll wajib memperbarui perhitungan sesuai dengan peraturan DJP.
Penggunaan tarif lama bisa membuat perhitungan pajak tidak akurat dan berisiko menimbulkan koreksi fiskal.
2. Jelaskan Skema Gross Up ke Karyawan
Pastikan karyawan memahami bahwa pajak tetap dibayar dan dilaporkan atas nama mereka, tetapi ditanggung oleh perusahaan.
Transparansi ini membantu menghindari kesalahpahaman soal “kenaikan gaji” atau potongan pajak di kemudian hari.
3. Dokumentasikan Kebijakan Gross Up dalam Kontrak
Agar kebijakan ini konsisten dan bisa dipertanggungjawabkan, tuliskan secara jelas di perjanjian kerja karyawan atau SOP HR. Dokumen ini bisa menjadi acuan saat audit pajak atau ketika terjadi perubahan kebijakan kompensasi di masa depan.
4. Evaluasi Manfaatnya Secara Berkala
Gaji gross up memang meningkatkan kepuasan karyawan, tetapi juga menambah biaya perusahaan.
Karena itu, penting untuk melakukan evaluasi berkala, apakah sistem ini masih seimbang antara manfaat (retensi & motivasi) dan beban keuangan perusahaan agar tetap efisien.
5. Gunakan Software Payroll yang Mendukung Gross Up
Agar proses perhitungan lebih cepat dan minim kesalahan, manfaatkan software payroll yang sudah memiliki fitur perhitungan gross up otomatis.
Sistem seperti ini bisa langsung menghitung tunjangan pajak sesuai TER, sekaligus menyiapkan laporan pajak (PPh 21) yang siap disetor.
Permudah Perhitungan Gaji Karyawan dengan Software Payroll KantorKu HRIS
Menghitung gaji, tunjangan, hingga pajak karyawan kini tidak perlu rumit dengan adanya software payroll dari KantorKu HRIS.
Dengan sistem payroll yang andal ini, Anda bisa mengelola penggajian secara otomatis, dari gaji pokok, tunjangan, potongan BPJS, hingga PPh 21 sesuai regulasi pajak terbaru.
Cukup satu kali klik, sistem KantorKu HRIS dapat melakukan penggajian massal dan langsung mentransfer gaji ke rekening masing-masing karyawan.

Fitur payroll lengkap yang bisa Anda manfaatkan:
- Perhitungan gaji, tunjangan, BPJS, dan PPh 21 otomatis
- Integrasi perhitungan UPMK dan UPH
- Penyesuaian komponen gaji per karyawan
- Riwayat payroll yang detail
- Slip gaji digital dan notifikasi gaji cair ke HP karyawan
Untuk itu, Anda bisa mencoba sendiri melalui demo gratis KantorKu HRIS. Dengan sistem ini, Anda bisa menghemat waktu dan memastikan komponen gaji terhitung dengan benar. Klik tombol di bawah ini untuk menjadwalkan demo sekarang!
Referensi:
Related Articles
PPh 21 Adalah: Tarif, Rumus, Cara Menghitung & Kesalahan Umum
Apa Itu Gaji Gross Salary? Kenali Komponen dan Cara Menghitungnya!
