Perbedaan PPh 21 Metode Net, Gross, dan Gross Up & Cara Hitungnya!

Perbedaan PPh 21 metode net, gross, dan gross up yaitu net ditanggung perusahaan, gross memotong gaji pokok karyawan, gross up agar THP utuh.

KantorKu HRIS
Ditulis oleh
KantorKu HRIS • 24 Desember 2025
Key Takeaways
Metode Net adalah skema PPh 21 di mana pajak penghasilan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.
Metode Gross membuat PPh 21 ditanggung karyawan dan dipotong langsung dari gaji bruto.
Metode Gross Up memberikan tunjangan pajak sehingga take home pay karyawan tetap utuh.
Perbedaan utama ketiga metode terletak pada pihak yang menanggung beban pajak PPh 21.
Pemilihan metode PPh 21 memengaruhi struktur biaya perusahaan dan gaji bersih karyawan.

Perbedaan PPh 21 metode nett, gross, dan gross up sering juga dibahas dalam konteks payroll dan penghitungan upah di luar negeri, terutama dalam sumber‑sumber internasional yang menjelaskan bagaimana perusahaan menghitung gaji kotor (gross), gaji bersih (net), dan skema gross‑up untuk menutupi pajak supaya karyawan menerima jumlah yang sama setelah pajak.

Dalam terminologi global, gross pay adalah total penghasilan sebelum potongan apa pun seperti pajak dan iuran, sedangkan net pay adalah jumlah yang benar‑benar diterima setelah semua potongan tersebut dilakukan oleh pemberi kerja atau otoritas pajak.

Artikel dari ADP misalnya menguraikan bahwa gross pay mencakup semua penghasilan karyawan sebelum potongan, dan net pay mencerminkantake‑home pay sesungguhnya setelah berbagai kewajiban dipotong.

Sementara itu, dalam praktik gross‑up di banyak negara, istilah ini digunakan ketika perusahaan ingin memastikan bahwa karyawan menerima jumlah net tertentu tanpa menanggung pajak itu sendiri.

Dalam konteks PPh 21 di Indonesia pun analoginya serupa, gross berarti pajak ditanggung karyawan sehingga take‑home pay terpotong, nett berarti pajak ditanggung perusahaan sehingga THP tetap sesuai nominal yang dijanjikan.

Memahami perbedaan ini sangat penting untuk menjalankan kepatuhan regulasi pajak, sekaligus juga sebagai strategi pengelolaan compensation dan biaya perusahaan karena pilihan metode akan memengaruhi beban pajak yang ditanggung perusahaan, jumlah yang diterima karyawan, serta implikasi akuntansi pada laporan keuangan.

Lalu, bagaimana sebenarnya masing‑masing metode ini berdampak pada take‑home pay dan beban biaya perusahaan secara praktis? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini sampai habis!

Metode Gross (Gaji Kotor)

Perbedaan PPh 21 Metode Net, Gross, dan Gross Up

Metode gross adalah cara perhitungan di mana pajak penghasilan karyawan ditanggung sepenuhnya oleh karyawan itu sendiri, sehingga perusahaan tidak memberikan subsidi pajak apa pun.

Dalam metode ini, gaji yang Anda cantumkan di dalam kontrak kerja adalah nilai kotor sebelum pajak. Ketika hari gajian tiba, nilai tersebut akan langsung dipotong PPh 21 sesuai dengan tarif yang berlaku.

Hal ini berdampak pada jumlah uang yang masuk ke rekening karyawan menjadi lebih kecil dari angka yang tertera di kontrak. Meskipun terlihat memotong hak karyawan, metode ini memiliki beberapa karakteristik unik seperti:

  • Administrasi Paling Sederhana: HR tidak perlu menghitung tunjangan pajak tambahan, cukup memotong sesuai tarif progresif atau TER (Tarif Efektif Rata-rata).
  • Beban Perusahaan Tetap: Perusahaan Anda hanya membayar sesuai nilai gaji yang disepakati tanpa ada biaya tambahan untuk pajak.
  • Transparansi Kewajiban: Karyawan menyadari sepenuhnya kontribusi pajak mereka kepada negara.
Banner KantorKu HRIS
Pakai KantorKu HRIS Sekarang!

KantorKu HRIS bantu kelola absensi, payroll, cuti, slip gaji, dan BPJS dalam satu aplikasi.

Metode Nett (Gaji Bersih)

Perbedaan Net dan Gross
Perbedaan Net dan Gross | Sumber: Planergy

Metode nett diterapkan ketika perusahaan Anda memutuskan untuk menanggung pajak penghasilan karyawan dalam bentuk subsidi pajak.

Dengan menggunakan metode ini, Anda menjamin bahwa karyawan akan menerima gaji utuh sesuai dengan angka yang diperjanjikan tanpa potongan pajak sama sekali.

Jika Anda menjanjikan gaji Rp10.000.000, maka Rp10.000.000 itulah yang akan mereka terima di rekening. Perusahaanlah yang kemudian membayarkan nilai pajaknya ke kas negara.

Namun, ada beberapa catatan penting yang perlu Anda perhatikan jika memilih metode ini:

  • Karyawan Menerima Gaji Utuh: Sangat menarik bagi kandidat top talent karena mereka tidak perlu pusing memikirkan potongan pajak.
  • Subsidi Pajak Bersifat Non-Deductible: Dalam laporan keuangan fiskal, subsidi pajak yang dibayarkan perusahaan biasanya tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto perusahaan (biaya yang tidak bisa mengurangi pajak badan).
  • Beban Arus Kas: Perusahaan harus menyiapkan dana ekstra di luar gaji pokok untuk melunasi kewajiban pajak karyawan tersebut.

Baca Juga: 10 Cara Menghitung Gaji Bersih Karyawan Tetap hingga Harian [+ Gratis Template]

Metode Gross Up (Tunjangan Pajak)

Metode gross up adalah teknik di mana perusahaan Anda memberikan tunjangan pajak yang nilainya sengaja dibuat sama persis dengan jumlah pajak yang akan dipotong.

Secara teknis, gaji pokok karyawan akan dinaikkan menggunakan rumus tertentu sehingga setelah dikurangi pajak, hasil akhirnya tetap sesuai dengan nilai kontrak yang diinginkan. Metode ini sering dianggap sebagai jalan tengah yang paling cerdas secara finansial.

Kelebihan utama dari metode gross up bagi perusahaan Anda meliputi:

  • Efisiensi Pajak Badan (Deductible): Karena pajak diberikan dalam bentuk “tunjangan pajak”, maka nilai tersebut dapat dicatatkan sebagai biaya (expense) yang mengurangi pajak penghasilan badan perusahaan.
  • Kepuasan Karyawan: Karyawan tetap menerima gaji bersih sesuai kesepakatan, namun statusnya secara legal adalah mereka membayar pajak sendiri melalui tunjangan tersebut.
  • Kepatuhan Regulasi: Sangat rapi dalam pelaporan SPT Masa PPh 21 karena nilai tunjangan dan potongan pajaknya sinkron.

Baca Juga: Cara Hitung Gross Up PPh 21, Rumus, & Contoh Perhitungannya!

Tabel Perbandingan antara Metode Gross, Nett, & Gross Up

Untuk memudahkan Anda dalam melihat gambaran besarnya, berikut adalah tabel perbandingan ketiga metode tersebut:

Kriteria Metode Gross Metode Nett Metode Gross Up
Beban Pajak Ditanggung Karyawan Ditanggung Perusahaan Ditanggung Perusahaan (via Tunjangan)
Gaji Bruto Sesuai Kontrak Gaji Bersih Dinaikkan (Gross Up)
Take-Home Pay Gaji – Pajak Utuh Sesuai Kontrak Utuh Sesuai Kontrak
Status Biaya bagi Perusahaan Biaya Gaji (Deductible) Biaya Pajak (Non-Deductible) Tunjangan Pajak (Deductible)

Contoh Simulasi Perhitungan

contoh simulasi perhitungan pph 21

Mari kita lihat contoh kasus untuk memberikan gambaran nyata bagi Anda. Misalkan seorang karyawan memiliki gaji Rp10.000.000 per bulan dengan status pajak TK/0 (Tidak Kawin, tanpa tanggungan).

Berdasarkan aturan TER (Tarif Efektif Rata-rata) terbaru, asumsikan tarif pajak yang berlaku untuk kategori ini adalah 2%.

Berikut adalah rincian detail perhitungannya untuk setiap metode:

1. Simulasi Perhitungan Metode Gross

Pada metode gross, gaji pokok langsung dipotong pajak sesuai tarif yang berlaku. Anda tidak mengeluarkan biaya tambahan selain gaji yang disepakati.

  • Gaji Bruto (Sesuai Kontrak): Rp10.000.000
  • Potongan PPh 21 (2% x Rp10.000.000): Rp200.000
  • Take-Home Pay (THP) Karyawan: Rp10.000.000 – Rp200.000 = Rp9.800.000
  • Total Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan: Rp10.000.000

2. Simulasi Perhitungan Metode Nett

Pada metode nett, perusahaan menjanjikan angka bulat Rp10.000.000 sampai ke tangan karyawan. Oleh karena itu, perusahaan menanggung pajak sebesar Rp200.000 sebagai biaya tambahan.

  • Gaji Bersih yang Dijanjikan: Rp10.000.000
  • PPh 21 Ditanggung Perusahaan: Rp200.000
  • Take-Home Pay (THP) Karyawan: Rp10.000.000
  • Total Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan: Rp10.200.000

Biaya pajak Rp200.000 ini biasanya tidak bisa dikurangkan dari pajak kantor Anda (Non-Deductible).

3. Simulasi Perhitungan Metode Gross Up

Perhitungan metode gross up dapat memungkinkan perusahaan memberikan tunjangan pajak sehingga gaji bruto naik. Karena gajinya naik, maka dasar pengenaan pajaknya juga naik sedikit, namun hasil akhirnya tetap presisi.

  • Gaji Pokok: Rp10.000.000
  • Tunjangan Pajak (Gross Up): Rp204.082
  • Total Gaji Bruto Baru: Rp10.000.000 + Rp204.082 = Rp10.204.082
  • Potongan PPh 21 (2% x Rp10.204.082): Rp204.082
  • Take-Home Pay (THP) Karyawan: Rp10.204.082 – Rp204.082 = Rp10.000.000
  • Total Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan: Rp10.204.082

Seluruh biaya Rp10.204.082 dapat menjadi pengurang pajak kantor (Deductible)

Banner KantorKu HRIS
Hitung PPh 21 Otomatis Pakai KantorKu HRIS Sekarang!

KantorKu HRIS bantu kelola absensi, payroll, cuti, slip gaji, dan BPJS dalam satu aplikasi.

Kesimpulan & Rekomendasi untuk Perusahaan

Memilih metode yang tepat merupakan keputusan strategis yang sangat bergantung pada skala bisnis, kemampuan arus kas, serta kebijakan finansial yang Anda terapkan. Setiap metode memiliki kelebihan tersendiri yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi Anda saat ini.

Berikut beberapa rekomendasi metode yang sebaiknya digunakan berdasarkan jenis perusahaan:

1. Startup dan Perusahaan Berkembang

Bagi Anda yang sedang merintis startup dengan tim kecil dan sumber daya administrasi yang terbatas, Metode gross biasanya menjadi pilihan favorit karena kesederhanaannya.

Anda tidak perlu pusing memikirkan variabel tunjangan tambahan yang bisa menambah beban kerja HR.

Namun, jika Anda sedang dalam misi menarik talenta-talenta terbaik di industri tanpa ingin membebani mereka dengan urusan potongan pajak yang besar, beralih ke metode gross up adalah investasi yang sangat bijak untuk jangka panjang.

  • Prioritas: Efisiensi waktu dan penyederhanaan birokrasi internal.
  • Manfaat: Memudahkan HR pemula dalam mengelola penggajian tanpa rumus rumit.
  • Saran: Cocok untuk tahap awal di mana struktur payroll belum kompleks.

2. Perusahaan Besar dan Menengah

Untuk perusahaan dengan jumlah karyawan banyak, sangat disarankan bagi Anda untuk menggunakan metode gross up.

Meskipun proses perhitungannya sedikit lebih rumit di awal, efisiensi pajak yang didapatkan dari status deductible (biaya tunjangan pajak dapat mengurangi pajak badan) akan sangat terasa pada laporan keuangan tahunan Anda.

Hal ini adalah cara cerdas untuk memberikan hak karyawan secara penuh sekaligus menjaga kesehatan finansial perusahaan.

  • Fokus Utama: Optimalisasi beban pajak badan secara legal.
  • Efek Keuangan: Mengonversi beban pajak menjadi biaya tunjangan yang mengurangi laba kena pajak.
  • Saran: Sangat direkomendasikan bagi perusahaan yang ingin memaksimalkan profitability.

3. Efisiensi Melalui Metode Gross Up

Mengadopsi metode gross up adalah tentang mengoptimalkan pengeluaran perusahaan secara legal sesuai aturan perpajakan.

Dengan skema ini, Anda bisa menjaga loyalitas karyawan karena mereka menerima gaji utuh, sementara perusahaan mendapatkan manfaat fiskal yang lebih besar dibandingkan metode nett.

Strategi ini sangat direkomendasikan bagi Anda yang ingin menyeimbangkan kepuasan karyawan dengan efisiensi biaya operasional.

  • Dampak HR: Meningkatkan citra perusahaan sebagai pemberi kerja yang kompetitif.
  • Dampak Akuntansi: Memastikan laporan keuangan lebih efisien secara fiskal.
  • Saran: Gunakan metode ini untuk posisi level manajerial ke atas atau top talent.

4. Pentingnya Otomatisasi dengan Teknologi

Menghitung pajak secara manual tentu sangat berisiko, terutama dengan adanya aturan TER yang sering diperbarui oleh pemerintah. Kesalahan kecil dalam perhitungan bisa berakibat pada ketidakpatuhan pajak yang merugikan perusahaan.

Otomatisasi dalam fungsi HR dapat meminimalisir kesalahan manusia (human error) yang bisa berujung pada denda pajak yang mahal atau sanksi hukum bagi perusahaan Anda.

  • Keamanan Data: Menghindari salah hitung yang berakibat pada sanksi denda pajak.
  • Kecepatan: Memotong waktu pengerjaan payroll hingga berkali-kali lipat.
  • Akurasi: Perhitungan TER dan PPh 21 selalu diperbarui sesuai regulasi terbaru.

Baca Juga: 30 Rekomendasi Software Payroll Terbaik di Indonesia

Saatnya Lakukan Pembayaran PPh 21 Karyawan Anda dengan KantorKu HRIS

kantorku hris

Guna memastikan akurasi dan kemudahan dalam setiap perhitungan gaji, KantorKu HRIS hadir sebagai solusi yang mempermudah pekerjaan HR Anda, mulai dari perhitungan PPh 21 otomatis hingga manajemen administrasi SDM yang terintegrasi.

Software Payroll
Dashboard Payroll KantorKu HRIS

Jika Anda mulai merasa kewalahan dengan kompleksitas pajak atau terbesit keinginan untuk beralih dari sistem manual, maka aplikasi HRIS adalah langkah cerdas untuk membawa efisiensi nyata bagi perusahaan Anda.

Yuk, beralih dari cara manual menuju era baru HR yang lebih modern di perusahaan Anda. Saatnya pakai KantorKu HRIS sekarang!

Banner KantorKu HRIS
Pakai KantorKu HRIS Sekarang!

KantorKu HRIS bantu kelola absensi, payroll, cuti, slip gaji, dan BPJS dalam satu aplikasi.

Sumber:

ADP. Gross Pay vs. Net Pay: What’s The Difference?

Bagikan

Related Articles

Cara Menghitung PPh 21 Karyawan Tetap Terbaru Pakai TER & Contohnya

Panduan cara menghitung PPh 21 karyawan tetap sesuai regulasi terbaru serta contoh perhitungannya. Ketahui juga skema perhitungan PPh 21 terbaru menggunakan skema TER.
26 Desember 2025

Panduan Pajak Gaji Karyawan (PPh 21): Jenis, Besaran, & Cara Hitung

Pajak gaji karyawan atau PPh 21 adalah komponen pemotong penghasilan karyawan. Kenali jenis, cara hitung, metode potong dan besaran terbaru.
26 Desember 2025

Apa Itu Unpaid Leave? Durasi, Aturan, & Cara Menghitungnya

Unpaid leave adalah cuti tanpa gaji bagi karyawan aktif. Mekanismenya disesuaikan kebijakan perusahaan dan kesepakatan kedua pihak.
24 Desember 2025